Tazkiyatun-Nufus
Halaqoh #002
🔗 Bab 1: Ikhlas dan Mutaba'ah #1
Ikhlas Bagian 1
✨Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Halaqoh #002
🔗 Bab 1: Ikhlas dan Mutaba'ah #1
Ikhlas Bagian 1
✨Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ الله نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْه فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. لا نبيّ ولا رسول بعده. أَمَّا بَعْدُ؛
Ikhwan fiddin wa akhawat fillah
rohimani wa rohimakumullah, pada halaqah yang kedua ini ان شاء
الله ﺗﻌﺎﻟﯽٰ, kita masuk pada bab awwal, bab Ikhlas dan Ittiba'.
Ikhlas
dan ittiba' mengikuti Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, adalah dua syarat
untuk diterimanya amal. Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak menerima amalan dari
amal-amal sehingga terpenuhi di dalam amal tersebut dua syarat, yaitu:
Ikhlas, yaitu syarat bathin.
Mengikuti sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, yaitu syarat dhohir,
Ikhlas, yaitu syarat bathin.
Mengikuti sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, yaitu syarat dhohir,
Jadi,
Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak akan menerima amalan seorang hamba, sehingga
dia betul-betul memurnikan amalan tersebut hanya karena Allāh Subhānahu wa
Ta'āla, ikhlas. Ini perkara penting di dalam tazkiyatun nufus, bahwa terkadang
seorang mengabaikan amalan yang dilakukannya, apakah sudah ikhlas atau belum,
dia tidak perhatian terhadapnya, padahal seharusnya dia perhatian, bahwa ikhlas
adalah syarat mutlak agar amalannya itu diterima, ini syarat bathin karena yang
tahu hanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Sedangkan
yang kedua adalah dengan mengikuti sunnah Rasūlullāh shallallāhu
'alayhi wa sallam, ini dikatakan syarat dhohir karena nampak. Dan meskipun
sudah ikhlas namun tidak mengikuti sunnah Rasūlullāh
shallallāhu 'alayhi wa sallam, maka bisa tertolak.
Apa
dalil tentang ikhlas ? Dan apa dalil tentang mutaba'ah sunnah Rasūlullāh
shallallāhu 'alayhi wa sallam ?
Hal ini terkumpul dalam QS Al-Muluk 2:
Hal ini terkumpul dalam QS Al-Muluk 2:
Sebagaimana
telah dikatakan oleh penulis disini, "Dan makna ini telah ditunjuki dalam
kitabullāh yang telah diturunkan (yaitu alQur'an) dan sunnah Nabi shallallāhu
'alayhi wa sallam, nabi yang mursal, nabi yang telah diutus shallallāhu 'alayhi
wa sallam. Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
الَّذِي
خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang paling baik amalnya."
Yang
dimaksud dengan "yang paling baik amalannya", adalah (Fudl bin
Iyyadh) mengatakan: "yaitu yang paling ikhlas dan paling benar"
Jadi
yang paling ikhlas dan yang paling benar. Itulah sesungguhnya yang dimaksud
dengan ahsanu 'amala. Karena sesungguhnya amalan, apabila ikhlas tapi tidak
benar, maksudnya tidak mutaba'ah yakni tidak mengikuti sunnah Rasūlullāh
shallallāhu 'alayhi wa sallam, maka tidak diterima. Dan juga berlaku
sebaliknya. Meskipun benar yakni mengikuti sunnah Rasūlullāh shallallāhu
'alayhi wa sallam tetapi tidak ikhlas, juga tidak diterima.
Oleh
karena itu Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakannya dalam QS Al-Kahfi 110:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
"Dan Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia mempersekutukan dalam beribadat kepada Tuhannya dengan suatu apapun."
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
"Dan Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia mempersekutukan dalam beribadat kepada Tuhannya dengan suatu apapun."
Apa
yang dimaksud dengan amal shalaeh ?
Amal sholeh disini adalah yang berkesuaian dengan sunnah. Maksudnya mengikuti sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. Meneladani, mencontoh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Amal sholeh disini adalah yang berkesuaian dengan sunnah. Maksudnya mengikuti sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. Meneladani, mencontoh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Yang
dimaksud dengan janganlah ia mempersekutukan dalam beribadat kepada Tuhannya
dengan suatu apapun adalah ikhlas.
Makanya ini juga tertunjuki dalam ayat ini (QS AlKahfi 110).
Makanya ini juga tertunjuki dalam ayat ini (QS AlKahfi 110).
Demikian
juga Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
وَمَنْ
أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang
memasrahkan/menghadapkan wajahnya karena Allah, dan diapun berbuat ihsan."
(QS An-Nisaa 125).
Apa
yang dimaksud dengan أِسْلَمَ وَجْهِ ?
Maksud dari menyerahkan dirinya kepada Allah adalah ikhlas
Maksud dari menyerahkan dirinya kepada Allah adalah ikhlas
Dan
yang dimaksud dengan ihsan adalah mutaba'ah, yaitu mengikuti sunnah Rasūlullāh
shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Maka
dalam kaitannya dengan tazkiyatun nufus ini, kita harus selalu perhatian, bahwa
yang paling utama untuk kita selalu garap adalah memperbaiki keikhlasan secara
bathin dan secara lahir adalah mengikuti Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa
sallam.
Demikian
semoga bermanfa'at
Wassalamu'alaikum warahmatullāhi wabarokatuh.
✏ Disalin oleh Tim Transkrip Wassalamu'alaikum warahmatullāhi wabarokatuh.
✅ Dimuraja'ah oleh Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.
Berdasarkan kitab Tazkiyatun Nufus (penulis Syaikh Dr. Ahmad Farid)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
➡️Madrasah Ahlussunnah Waljama'ah Li I'dad Du'at Desa Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang
0 komentar:
Posting Komentar