Selasa, 07 Desember 2010
DOA UNTUK ORANG TUA KITA
Assalamu Alaikum Wr Wb
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad #Shalawat
*** DOA UNTUK ORANG TUA KITA ***
Doa untuk kedua orang tua kita merupakan bakti anak kepada orang yang
mendidik dan melahirkan kita di dunia. Tanpa mereka tentunya kita tidak
akan hadir di dunia, sebagai seorang insan sudahkah kita menyisipkan doa
untuk kedua orang tua kita diantara waktu sholat dan ibadah-ibadah kita
yang lain. Doa yang baik adalah sesuai tuntunan yang terdapat di Al
Qur’an dan Al Hadits.
Oleh karena itu sebagai anak yang
berbakti hendaknya kita senantiasa berdoa untuk ibu bapak kita. Di
antara doa-doa untuk orang tua yang tercantum dalam Al Qur’an adalah
sebagai berikut :
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah :
Robbirhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
" Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. " (Al Israa' : 24)
Robbanaghfir lii wa lii waalidayya wa lilmu’miniina yawma yaquumul hisaab
" Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian
orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat). " (Ibrahim :
41)
Robbighfir lii wa li waalidayya wa li man dakhola baytiya
mu’minan wa lilmu’miniina wal mu’minaati wa laa tazidizh zhoolimiina
illa tabaaro
" Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang
yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman
laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang
yang zalim itu selain kebinasaan. " (Nuh : 28)
Robbigh firli wa liwalidayya warhamhuma kamaa robbayani shoghiro
Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.
Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga yaitu sodaqoh
jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang
lain, dan anak yang mendoakannya. (HR. Muslim)
Jika kita tidak berdoa untuk orang tua kita, maka putuslah rezeki kita:
Apabila seorang meninggalkan do’a bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya. (HR. Ad-Dailami)
Semoga kita dijadikan oleh Allah SWT menjadi anak yang berbakti kepada
kedua orang tua kita, menjadi anak yang sholeh dan sholehah dan selalu
mendoakan keduanya.. Amiin
BILA HAWA NAFSU DIJADIKAN TUHAN
Dalam Al Qur’an Surah Al Jaatsiyah ayat 23-24, "Maka pernahkah kamu
melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah
membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka
siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"
"Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja."
Kemajuan teknologi yang telah merubah pola komunikasi dan budaya dunia, duniapun dewasa ini telah menjadi peradaban tanpa bimbingan. Mayoritas penduduk dunia dewasa ini sudah tidak mengikuti pentunjuk Rabb Pemilik Semesta Alam. Budaya kafir dan mengabaikan hukum Allah adalah budaya yang berlaku saat ini. Bahkan tidak sedikit manusia yang sudah tidak peduli lagi dengan adanya Allah SWT.
Perubahan besar ini belum pernah terjadi sejak ribuan tahun peradaban manusia di atas punggung bumi
Keseluruhan perubahan pemikiran manusia tersebut pada dasarnya karena semakin dicintainya dunia dan segala perhiasannya, semakin dilupakannya Kampung Akhirat Tempat Kembali yang Abadi dan semakin di nafi-kannya keterlibatan Allah bahkan keberadaan Allah dari peradaban manusia. Di-nafikan berarti di tolak atau di abaikan namun hanya dalam pikiran manusia belaka. Padahal Allah SWT tak pernah tidak terlibat dalam perkara-perkara di jagad ini, baik perkara nyata maupun ghaib, perkara super mikro sampai mega makro, sejak masalah virus terkecil atau inti atom hingga masalah gugus bintang di seantero jagad.
Ya, penolakan manusia atas Syariat Allah SWT sama sekali tidak mengurangi Kekuasaan Allah Azza Wa Jalla sedikit-pun.
Situasi sekarang dapat dikatakan bahwa manusia telah menciptakan berhala baru bernama "materi"/ ”dunia" dengan perangkat pendukungnya. Sifat peribadatannya pun berubah dari ritual penyembahan menjadi ritual-ritual penghiburan dan berlebih-lebihan dalam menikmati dunia
Sayangnya, kebanyakan masyarakat kita rupanya sudah kadung kebal dan, lagi-lagi kehilangan “sense of crisis”. Sehingga pornografi yang nyata-nyata ada di hadapan mata tidak lagi dianggap sebagai sebuah ancaman yang membahayakan. Apalagi banyaknya persoalan yang mengungkung telah mengalihkan perhatian mereka untuk memperdulikan permasalahan ini.
Apa yang salah?
Penting di cermati, media massa dan elektronik yang secara simultan dan demonstratif menstimulus naluri seksual masyarakat (terutama remajanya) melalui tayangan-tayangan mereka, sehingga mau tidak mau naluri seksual tadi mudah terbangkitkan menuntut pemenuhan. Sementara di sisi lain, lemahnya pemahaman dan penghayatan terhadap ajaran agama (baca : ketaqwaan individu) sudah demikian menipis sejalan dengan derasnya arus sekularisasi yang -sadar atau tidak- justru mulai diadopsi menjadi ‘agama baru’ oleh mayoritas masyarakat kita sekaligus menjadi landasan pengaturan kehidupan mereka yang jelas-jelas sangat kapitalistik ini
Dalam hal ini, yang paling mendasar adalah melakukan kaji ulang terhadap ‘kelayakan’ sistem yang sedang diterapkan saat ini, baik dari aspek pemikiran-pemikiran mendasarnya maupun realitas fakta penerapan dan hasil-hasilnya. Setelah itu, baru kita akan bisa menentukan langkah apa yang harus dilakukan mulai saat ini ke depan.
‘Islam sebagai solusi, bukan altrenatif
Tengoklah sejarah, maka akan anda lihat, bahwa ketika sistem Islam diterapkan sempurna dan konsisten, masyarakat Islam dikenal sebagai masyarakat yang sangat ‘bersih’ dan maju. Ketinggian peradaban dan kemajuan yang pesat di bidang iptek menjadi ciri yang melekat yang menjadikan masyarakat ini menjadi berbeda dengan umat-umat lain pada masa itu.
Sementara itu, sejarah juga mencatat, bahwa selama 13 abad sistem Islam tegak, hanya sedikit kasus-kasus kriminal yang terjadi. Untuk kasus pencurian yang berakhir dengan penerapan sanksi potong tangan misalnya, dalam kurun waktu 13 abad itu tercatat hanya terjadi 200 kasus saja.
Ketinggian Islam yang bukan hanya sebagai sebuah agama, tetapi juga sebagai sistem hidup, ditunjukkan dengan adanya seperangkat aturan yang mengatur seluruh bentuk interaksi yang terjadi di antara manusia, baik yang berkaitan dengan aspek politik, hukum, ekonomi, sosial, hankam, dan sebagainya.
Aturan-aturan inilah yang sekaligus berfungsi sebagai metode meraih ketinggian peradaban masyarakat berupa terjaganya jenis manusia, akal, kehormatan, jiwa, pemilikan individu, agama, keamananan serta terjaganya kewibawaan dan eksistensi masayarakatnya.
Dalam hal memberangus pornoisme, pornografi, dan pornokasi misalnya, ada beberapa prinsip yang harus dipahami oleh setiap individu masyarakat, seperti aturan tentang batasan aurat, keharusan menjaga pandangan, larangan mendekati zina (apalagi berzinanya), larangan adanya percampurbauran antara kehidupan laki-laki dan wanita, dan lain-lain.
Adapun secara praktis, jaminan pelaksanaan aturan tersebut diatur dengan diterapkannya sanksi (uqubat) yang tegas dan tidak pandang bulu atas pelaku pelanggaran oleh pihak negara. Dimana dalam pandangan Islam, sanksi tersebut berfungsi sebagai pencegah dan sekaligus penebus. Sebagai pencegah, karena beratnya ancaman hukuman akan membuat orang berpikir seribu kali sebelum melakukan kejahatan. Sebagai penebus, karena seseorang yang bersalah dan kemudian dihukumi dengan hukum Islam sesuai dengan jenis kesalahannya, maka hukumannya itu akan menjadi penebus dosa bagi dirinya di akhirat kelak.
Sebagai contoh, perzinahan maupun faktor-faktor yang bisa mengarah pada terjadinya praktek perzinahan (termasuk pornografi dan erotisme) di dalam Islam sama sekali tidak diberi peluang untuk tumbuh subur, yakni dengan ditetapkannya sanksi yang sangat berat bagi para pelakunya. Dalam kasus perzinahan ini misalnya, pelaku yang belum pernah menikah akan dihukum dengan hukuman jilid (dicambuk) dengan 100 kali cambukan, sementara pelaku yang pernah menikah dihukum rajam hingga mati.
Beratnya ancaman hukum Islam seperti itulah yang akan menjadi pencegah bagi merebaknya praktek perzinahan di dalam masyarakat, sekaligus dipastikan akan menjadi penebus dosa bagi para pelakunya.
Disinilah konsepsi Islam melalui negara memiliki peran penting dalam menjaga masyarakat melalui penerapan seluruh aturan Islam tanpa kecuali atas seluruh warga negaranya. Disamping membentuk ketakwaan-ketakwaan individu dan masyarakat
"Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja."
Kemajuan teknologi yang telah merubah pola komunikasi dan budaya dunia, duniapun dewasa ini telah menjadi peradaban tanpa bimbingan. Mayoritas penduduk dunia dewasa ini sudah tidak mengikuti pentunjuk Rabb Pemilik Semesta Alam. Budaya kafir dan mengabaikan hukum Allah adalah budaya yang berlaku saat ini. Bahkan tidak sedikit manusia yang sudah tidak peduli lagi dengan adanya Allah SWT.
Perubahan besar ini belum pernah terjadi sejak ribuan tahun peradaban manusia di atas punggung bumi
Keseluruhan perubahan pemikiran manusia tersebut pada dasarnya karena semakin dicintainya dunia dan segala perhiasannya, semakin dilupakannya Kampung Akhirat Tempat Kembali yang Abadi dan semakin di nafi-kannya keterlibatan Allah bahkan keberadaan Allah dari peradaban manusia. Di-nafikan berarti di tolak atau di abaikan namun hanya dalam pikiran manusia belaka. Padahal Allah SWT tak pernah tidak terlibat dalam perkara-perkara di jagad ini, baik perkara nyata maupun ghaib, perkara super mikro sampai mega makro, sejak masalah virus terkecil atau inti atom hingga masalah gugus bintang di seantero jagad.
Ya, penolakan manusia atas Syariat Allah SWT sama sekali tidak mengurangi Kekuasaan Allah Azza Wa Jalla sedikit-pun.
Situasi sekarang dapat dikatakan bahwa manusia telah menciptakan berhala baru bernama "materi"/ ”dunia" dengan perangkat pendukungnya. Sifat peribadatannya pun berubah dari ritual penyembahan menjadi ritual-ritual penghiburan dan berlebih-lebihan dalam menikmati dunia
Sayangnya, kebanyakan masyarakat kita rupanya sudah kadung kebal dan, lagi-lagi kehilangan “sense of crisis”. Sehingga pornografi yang nyata-nyata ada di hadapan mata tidak lagi dianggap sebagai sebuah ancaman yang membahayakan. Apalagi banyaknya persoalan yang mengungkung telah mengalihkan perhatian mereka untuk memperdulikan permasalahan ini.
Apa yang salah?
Penting di cermati, media massa dan elektronik yang secara simultan dan demonstratif menstimulus naluri seksual masyarakat (terutama remajanya) melalui tayangan-tayangan mereka, sehingga mau tidak mau naluri seksual tadi mudah terbangkitkan menuntut pemenuhan. Sementara di sisi lain, lemahnya pemahaman dan penghayatan terhadap ajaran agama (baca : ketaqwaan individu) sudah demikian menipis sejalan dengan derasnya arus sekularisasi yang -sadar atau tidak- justru mulai diadopsi menjadi ‘agama baru’ oleh mayoritas masyarakat kita sekaligus menjadi landasan pengaturan kehidupan mereka yang jelas-jelas sangat kapitalistik ini
Dalam hal ini, yang paling mendasar adalah melakukan kaji ulang terhadap ‘kelayakan’ sistem yang sedang diterapkan saat ini, baik dari aspek pemikiran-pemikiran mendasarnya maupun realitas fakta penerapan dan hasil-hasilnya. Setelah itu, baru kita akan bisa menentukan langkah apa yang harus dilakukan mulai saat ini ke depan.
‘Islam sebagai solusi, bukan altrenatif
Tengoklah sejarah, maka akan anda lihat, bahwa ketika sistem Islam diterapkan sempurna dan konsisten, masyarakat Islam dikenal sebagai masyarakat yang sangat ‘bersih’ dan maju. Ketinggian peradaban dan kemajuan yang pesat di bidang iptek menjadi ciri yang melekat yang menjadikan masyarakat ini menjadi berbeda dengan umat-umat lain pada masa itu.
Sementara itu, sejarah juga mencatat, bahwa selama 13 abad sistem Islam tegak, hanya sedikit kasus-kasus kriminal yang terjadi. Untuk kasus pencurian yang berakhir dengan penerapan sanksi potong tangan misalnya, dalam kurun waktu 13 abad itu tercatat hanya terjadi 200 kasus saja.
Ketinggian Islam yang bukan hanya sebagai sebuah agama, tetapi juga sebagai sistem hidup, ditunjukkan dengan adanya seperangkat aturan yang mengatur seluruh bentuk interaksi yang terjadi di antara manusia, baik yang berkaitan dengan aspek politik, hukum, ekonomi, sosial, hankam, dan sebagainya.
Aturan-aturan inilah yang sekaligus berfungsi sebagai metode meraih ketinggian peradaban masyarakat berupa terjaganya jenis manusia, akal, kehormatan, jiwa, pemilikan individu, agama, keamananan serta terjaganya kewibawaan dan eksistensi masayarakatnya.
Dalam hal memberangus pornoisme, pornografi, dan pornokasi misalnya, ada beberapa prinsip yang harus dipahami oleh setiap individu masyarakat, seperti aturan tentang batasan aurat, keharusan menjaga pandangan, larangan mendekati zina (apalagi berzinanya), larangan adanya percampurbauran antara kehidupan laki-laki dan wanita, dan lain-lain.
Adapun secara praktis, jaminan pelaksanaan aturan tersebut diatur dengan diterapkannya sanksi (uqubat) yang tegas dan tidak pandang bulu atas pelaku pelanggaran oleh pihak negara. Dimana dalam pandangan Islam, sanksi tersebut berfungsi sebagai pencegah dan sekaligus penebus. Sebagai pencegah, karena beratnya ancaman hukuman akan membuat orang berpikir seribu kali sebelum melakukan kejahatan. Sebagai penebus, karena seseorang yang bersalah dan kemudian dihukumi dengan hukum Islam sesuai dengan jenis kesalahannya, maka hukumannya itu akan menjadi penebus dosa bagi dirinya di akhirat kelak.
Sebagai contoh, perzinahan maupun faktor-faktor yang bisa mengarah pada terjadinya praktek perzinahan (termasuk pornografi dan erotisme) di dalam Islam sama sekali tidak diberi peluang untuk tumbuh subur, yakni dengan ditetapkannya sanksi yang sangat berat bagi para pelakunya. Dalam kasus perzinahan ini misalnya, pelaku yang belum pernah menikah akan dihukum dengan hukuman jilid (dicambuk) dengan 100 kali cambukan, sementara pelaku yang pernah menikah dihukum rajam hingga mati.
Beratnya ancaman hukum Islam seperti itulah yang akan menjadi pencegah bagi merebaknya praktek perzinahan di dalam masyarakat, sekaligus dipastikan akan menjadi penebus dosa bagi para pelakunya.
Disinilah konsepsi Islam melalui negara memiliki peran penting dalam menjaga masyarakat melalui penerapan seluruh aturan Islam tanpa kecuali atas seluruh warga negaranya. Disamping membentuk ketakwaan-ketakwaan individu dan masyarakat
10 KESALAHAN DALAM MENDIDIK ANAK MENURUT ISLAM
Assalamu Alaikum Wr Wb
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad #Shalawat
*** ***
Orang tua yang baik adalah orang tua yang selalu berusaha untuk mendidik anak mereka agar menjadi anak yang soleh, beriman dan berakhlak mulia. Cara mendidik anak yang salah dapat berakibat buruk pada pembentukan karakter anak, meskipun ada faktor lain diluar keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan mereka.
Menurut Islam tugas memelihara anak kita agar menjadi anak yang beriman adalah wajib, seperti yang tercantum dalam Firman Allah Dalam Quran Surah At Tahrim ayat 6, dengan terjemahan:
" Wahai orang-orang beriman ! Peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu...".
Ada beberapa kesalahan yang harus kita hindari dalam mendidik anak menurut islam agar anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang beriman, soleh dan berakhlak mulia.
Berikut 10 kesalahan orang tua dalam mendidik anak-anak mereka menurut islam :
1. Memberi didikan yang tidak seimbang
Tidak seimbang antara didikan jasmani (fisik), rohani (keagamaan) dan keilmuan. Saat ini banyak orang tua yang lebih mementingkan pendidikan ilmu (misalnya matematika, ipa, bahasa inggris, dll) dari pada pendidikan keagamaan.
2. Menegur anak secara negatif
Mengeluarkan kata-kata kasar dan makian kepada anak-anak saat kita marah karena kesalahan yang diperbuat anak. Janganlah kita membandingkan anak kita dengan saudaranya atau anak orang lain.
3. Tidak tegas dalam mendidik anak
Tidak menjadwalkan kegiatan harian yang positif bagi anak dan terlalu memfokuskan anak-anak kepada sesuatu aktivitas saja tanpa memperhatikan perasaan mereka.
4. Kurang mengawasi acara TV ataupun video yang ditonton anak.
Pengawasan terhadap apa yang ditonton anak sangat penting, kerena saat ini banyak acara TV menonjolkan akhlak yang kurang baik, seperti pergaulan bebas, pakaian yang tidak sesuai kaidah agama dan perbuatan yang tidak pantas ditonton anak-anak.
5. Tidak mengajarkan kebiasaan yang baik di rumah
Tidak pernah mengajar anak untuk memberi dan membalas salam, makan bersama, solat berjamaah, beribadah bersama-sama, dan sebagainya.
6. Kurang memberi sentuhan kepada semua anak.
Rasulullah sering membelai cucu-cucunya dan mencium mereka.
Diriwayatkan oleh Aisyah r.a.:
Pada suatu hari Rasulullah SAW mencium Al-Hassan atau Al Hussien bin Ali r.a. Ketika itu Agra' bin Habis At-Tamimiy sedang berada di rumah baginda. Berkata Agra' : "Ya Rasulullah! Aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium seorang pun dari mereka." Rasulullah melihat kepada Agra' kemudian berkata : "Siapa yang tidak mengasihi tidak akan dikasihi." (Maksud Al-Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim)
7. Terlalu bergantung kepada pembantu rumah untuk mendidik anak-anak.
Sebagai orang tua kitalah yang akan ditanyakan mengenai anak-anak kiata di akhirat kelak. Oleh karena itu menjadi kepentingan kita untuk berusaha memastikan anak-anak terdidik dengan didikan Islam.
8. Bertengkar di depan anak-anak.
Ini akan menyebabkan anak-anak tertekan dan membenci salah seorang dari ibu bapaknya.
9. Penampilan diri yang kurang baik dan kurang pantas.
Orang tua tidak menunjukkan cara berpakaian yang pantas dan yang sesuai syariat bila berada di rumah, yaitu berpakaian yang tidak rapih dan seksi di hadapan anak-anak.
10. Membiarkan orang yang tidak baik sikap dan perbuatannya masuk ke dalam rumah kita, balk dari kalangan sahabat sendiri ataupun sahabat anak-anak.
Hal ini akan memberikan contoh yang tidak baik kepada anak-anak.
Demikianlah 10 Kesalahan Dalam Mendidik Anak Menurut Islam yang patut kita hindari sebagai orang tua yang berkewajiban mendidik anak kita menjadi anak yang beriman, soleh dan berakhlak mulia.
Semoga artikel ini dapat menjadi tips yang berguna bagi Anda semua.
Wassalamu Alaikum Wr Wb
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad #Shalawat
*** ***
Orang tua yang baik adalah orang tua yang selalu berusaha untuk mendidik anak mereka agar menjadi anak yang soleh, beriman dan berakhlak mulia. Cara mendidik anak yang salah dapat berakibat buruk pada pembentukan karakter anak, meskipun ada faktor lain diluar keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan mereka.
Menurut Islam tugas memelihara anak kita agar menjadi anak yang beriman adalah wajib, seperti yang tercantum dalam Firman Allah Dalam Quran Surah At Tahrim ayat 6, dengan terjemahan:
" Wahai orang-orang beriman ! Peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu...".
Ada beberapa kesalahan yang harus kita hindari dalam mendidik anak menurut islam agar anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang beriman, soleh dan berakhlak mulia.
Berikut 10 kesalahan orang tua dalam mendidik anak-anak mereka menurut islam :
1. Memberi didikan yang tidak seimbang
Tidak seimbang antara didikan jasmani (fisik), rohani (keagamaan) dan keilmuan. Saat ini banyak orang tua yang lebih mementingkan pendidikan ilmu (misalnya matematika, ipa, bahasa inggris, dll) dari pada pendidikan keagamaan.
2. Menegur anak secara negatif
Mengeluarkan kata-kata kasar dan makian kepada anak-anak saat kita marah karena kesalahan yang diperbuat anak. Janganlah kita membandingkan anak kita dengan saudaranya atau anak orang lain.
3. Tidak tegas dalam mendidik anak
Tidak menjadwalkan kegiatan harian yang positif bagi anak dan terlalu memfokuskan anak-anak kepada sesuatu aktivitas saja tanpa memperhatikan perasaan mereka.
4. Kurang mengawasi acara TV ataupun video yang ditonton anak.
Pengawasan terhadap apa yang ditonton anak sangat penting, kerena saat ini banyak acara TV menonjolkan akhlak yang kurang baik, seperti pergaulan bebas, pakaian yang tidak sesuai kaidah agama dan perbuatan yang tidak pantas ditonton anak-anak.
5. Tidak mengajarkan kebiasaan yang baik di rumah
Tidak pernah mengajar anak untuk memberi dan membalas salam, makan bersama, solat berjamaah, beribadah bersama-sama, dan sebagainya.
6. Kurang memberi sentuhan kepada semua anak.
Rasulullah sering membelai cucu-cucunya dan mencium mereka.
Diriwayatkan oleh Aisyah r.a.:
Pada suatu hari Rasulullah SAW mencium Al-Hassan atau Al Hussien bin Ali r.a. Ketika itu Agra' bin Habis At-Tamimiy sedang berada di rumah baginda. Berkata Agra' : "Ya Rasulullah! Aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium seorang pun dari mereka." Rasulullah melihat kepada Agra' kemudian berkata : "Siapa yang tidak mengasihi tidak akan dikasihi." (Maksud Al-Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim)
7. Terlalu bergantung kepada pembantu rumah untuk mendidik anak-anak.
Sebagai orang tua kitalah yang akan ditanyakan mengenai anak-anak kiata di akhirat kelak. Oleh karena itu menjadi kepentingan kita untuk berusaha memastikan anak-anak terdidik dengan didikan Islam.
8. Bertengkar di depan anak-anak.
Ini akan menyebabkan anak-anak tertekan dan membenci salah seorang dari ibu bapaknya.
9. Penampilan diri yang kurang baik dan kurang pantas.
Orang tua tidak menunjukkan cara berpakaian yang pantas dan yang sesuai syariat bila berada di rumah, yaitu berpakaian yang tidak rapih dan seksi di hadapan anak-anak.
10. Membiarkan orang yang tidak baik sikap dan perbuatannya masuk ke dalam rumah kita, balk dari kalangan sahabat sendiri ataupun sahabat anak-anak.
Hal ini akan memberikan contoh yang tidak baik kepada anak-anak.
Demikianlah 10 Kesalahan Dalam Mendidik Anak Menurut Islam yang patut kita hindari sebagai orang tua yang berkewajiban mendidik anak kita menjadi anak yang beriman, soleh dan berakhlak mulia.
Semoga artikel ini dapat menjadi tips yang berguna bagi Anda semua.
Wassalamu Alaikum Wr Wb
Minggu, 05 Desember 2010
ALASAN KENAPA WANITA ITU HARUS BERHIJAB
Assalamu Alaikum Wr Wb
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad #Shalawat
*** ***
Al-Kisah ada sebuah percakapan antara Syeikh dgn Lelaki Inggris :
Seorang lelaki Inggris berkunjung ke Arab Saudi. Dia penasaran dengan wanita2 Islam, kemudian dia memberanikan diri bertanya kepada seorang Syeikh :
* Lelaki Inggris : " Kenapa wanita Islam tidak boleh berjabat tangan dengan Pria ? "
* Syeikh : " Bisakah kamu berjabat tangan dengan Ratu Elizabeth ? "
* Lelaki Inggris : "Oh tentu tidak bisa, hanya orang-orang tertentu saja yg bisa berjabat tangan dengan Ratu."
* Syeikh tersenyum sambil menjawab : " Tahukah kamu, wanita2 kami kaum muslimin adalah para Ratu, dan Ratu tidak boleh berjabat tangan dengan pria manapun yg bukan mahrom baginya. "
* Lelaki Inggris bertanya kembali : " Terus kenapa juga wanita Islam itu harus berhijab ? "
* Syeikh tersenyum kembali sambil mengeluarkan dua buah permen: "Saya punya dua buah permen, yg satu bungkusnya sudah saya buka & yg satunya lagi masih terbungkus rapat. Seandainya.., dua buah perman ini jatuh ke tanah, Permen manakah yg akan kamu ambil ?
* Lelaki Inggris menjawab: " Tentu saja yg masih ada bungkusnya. "
* Syeikh kemudian meneruskan perkataannya lagi : " Misalkan lagi ada dua buah donat, donat yg pertama dijual di toko-toko eceran seperti di pedagang-pedagang kaki lima yg tiada penutupnya dan donat yg kedua dijual di toko-toko besar seperti Supermaket atau di Mall-Mall dengan disimpan di sebuah lemari kaca yg indah dan didalamnya pun masih dibungkus sebuah kotak yg cantik. Menurut km, mana yg lebih mahal diantara kedua donat tersebut?l"
* Lelaki Inggris : Jelas lebih Mahal donat yg kedua donk, dijualnya aja di toko-toko besar. "
* Syeikh kembali tersenyum kemudian berkata lagi : " Wanita2 kami kaum muslimin itu adalah ibarat INTAN PERMATA yg sangat indah yg tersimpan baik di dasar laut yg sangat dalam dan harganya pun sangat mahal. Jika ingin mencarinya pun harus dengan susah payah & sungguh-sungguh. Dan wanita2 kami kaum muslimin juga ibarat EMAS BERLIAN yg sangat indah yg tersimpan sangat baik didasar tanah yg paling dalam dan harganya pun sangatlah mahal. jika ingin memilikinya pun harus bersusah payah bahkan nyawa bisa jadi taruhannya.
Masya Allah......
Begitu mulianya wanita dalam pandangan Islam.
Subhanallah...
" Dunia adalah perhiasan, & Perhiasan terbaik dan terindah di Dunia adalah wanita Sholehah. " (Al-Hadits)
" Wallahu A'lam Bish Showab "
PERBEDAAN MENINGGALKAN DAN MELALAIKAN SHALAT
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ . الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Maa’uun: 4-5)
Sa’id ibn Abi Waqqash ketika ditanya tentang makna ayat diatas, beliau berkata:
إِنَّهُ لَيْسَ ذَلِكَ ، وَلَكِنَّهُ إِضَاعَةُ الْوَقْتِ
Sesungguhnya maksud ayatnya tidak seperti yang engkau kira (yaitu meninggalkan shalat), akan tetapi maksudnya adalah MELALAIKAN SHALAT DARI WAKTU-NYA (yaitu seorang yang lalai dari shalat, kemudian shalat diluar waktunya)
[Lihat ta'zhim qadrish shalaat]
Al-Haafizh Ibnu Katsiir rahimahullahu ta’ala berkata, yang dimaksud orang-orang yang lalai dari shalatnya adalah:
1. Orang tersebut menunda shalat dari awal waktunya sehingga ia selalu mengakhirkan sampai habis waktunya, kemudian ia baru MENGERJAKANNYA diluar waktunya.
2. Orang tersebut tidak melaksanakan rukun dan syarat shalat sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala dan dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Atau TIDAK MENYEMPURNAKANNYA; seperti shalat dengan tidak sempurna wudhu’nya, tidak thuma’ninah, dll.
3. Orang tersebut tidak khusyu’ dalam shalat dan tidak merenungi makna bacaan shalat.
(Lihat tafsiir ibnu katsiir)
Sebagaimana juga dengan firman Allåh Ta’ala,
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat”
Berkata al-auza’i råhimahullåh,
“Sesungguhnya mereka (yang) menyia-nyiakan (shalat) (dalam ayat tersebut, adalah menyianyiakan) WAKTU PELAKSANAAN SHALAT. jika penyia-nyiaan itu merupakan peninggalan, niscaya itu merupakan kekafiran”
Berkata ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziiz:
لَمْ يَكُنْ إِضَاعَتُهُمْ تَرْكَهَا ، وَلَكِنْ أَضَاعُوا الْمَوَاقِيتَ
Bukanlah maksud “menyia-nyiakan (shalat)” adalah meninggalkannya. Akan tetapi maksudnya adalah “menyianyiakan waktunya” (yaitu shalat diluar waktunya)
Ketahuilah, orang yang melalaikan shalat, sampai habis waktunya, kemudian ia tidak mengerjakannya (walaupun bukan diwaktunya) maka inilah yang dikatakan ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT
al Hasan ibn Sa’iid berkata bahwa orang-orang pernah menanyakan ayat berikut kepada Ibnu Mas’uud:
الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ دَائِمُونَ
…Yaitu mereka yang tetap mengerjakan shalat mereka…
(al Ma’aarij: 23)
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
Dan orang-orang yang memelihara shalat mereka
(al Ma’aarij: 34)
Ibnu Mas’ud menanggapi,
ذَلِكَ عَلَى مَوَاقِيتِهَا
Yang demikian adlaah (melaksanakan shalat atau memelihara shalat) pada waktunya
Kemudian mereka berkata:
مَا كُنَّا نَرَى يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ إِلا عَلَى تَرْكِهَا
Tidaklah kami memahaminya wahai aba abdurrahmaan, kecuali (dengan makna) “meninggalkan” (shalat)
Dijawab Ibnu Mas’uud:
تَرْكُهَا الْكُفْرُ
Meninggalkannya adalah kekafiran.
(Lihat Ta’zhim Qadris Shalaat)
Dalam riwayat lain, Waki’ meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Radhiyallåhu ‘anhumaa bahwasanya dia ditanya, sesungguhnya Allåh seringkali menuturkan di dalam shalat, seperti ayat:
أَضَاعُوا الصَّلاَةَ
…Menyianyiakan shalat…
(Maryam: 59)
Ibnu Mas’ud menanggapi,
هو تأخيرها عن وقتها
Yang dimaksud dengan ayat diatas adalah (orang yang mengerjakan shalat) dengan mengakhirkan diakhir waktunya (yaitu mengerjakan diluar waktu yang disyari’atkan)
Kemudian orang-orang mengatakan,
كنا نظن ذلك تركها
Kami mengira bahwa maksud dari ayat diatas adalah meninggalkannya (yaitu melalaikan shalat sampai habis waktunya, kemudian tidak mengerjakannya setelah ingat, meskipun diluar waktu)
Ibnu Mas’ud berkata,
لو تركوها كانوا كفارا
“Kalau meninggalkan, namanya kekufuran (kufur akbar)”
Dan pemahaman ibn Mas’ud ini, berdasarkan hadits yang secara sharih menyatakan bahwa perbuatan meninggalkan shalat adalah kufur akbar; sebagimana disebutkan dalam hadits:
من ترك صلاة العصر فقد حبط عمله
Barangsiapa yang meninggalkan shalat ashr, hapuslah seluruh amalnya.
(HR Bukhariy)
Lihatlah dalam hadits diatas disebutkan “meninggalkan shalat ashr” maka maknanya yaitu meninggalkan SATU SHALAT. Dan ini dipahami UMUM (tidka hanya shalat ashar saja) sebagaimana dipahami ibn Mas’uud.
Dan kemudian lihatlah pula dalam hadits diatas disebutkan “hapus semua amalnya” menandakan perbuatan ini adalah KUFUR AKBAR! Karena Allah berfirman:
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
Apabila engkau berbuat kesyirikan, maka hapuslah seluruh amalmu
(az Zumar: 65)
Demikian juga Allah berfirman:
وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Barangsiapa yang MURTAD di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam KEKAFIRAN, maka mereka itulah yang DIHAPUS AMAL-AMALnya, di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
(al Baqarah: 217)
Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk memelihara shalat kita dan semoga Allah menutupi segala kekurangan dalam ibadah shalat kita dan yang lainnnya, Aamiin Yaa Robbal 'alamiin.
Sabtu, 04 Desember 2010
25 TIPS HIDUP BAHAGIA dan DAMAI
01. Jangan membanding-banding kan diri kita dengan orang lain,
02. Jangan berpikiran negatif terhadap orang lain,
03. Jangan mengejek atau merendahkan orang lain,
04. Jangan melakukan hal dengan emosi,
05. Jangan suka bergossip hal yg tidak penting,
07. Jangan suka mengeluh,
08. Yang lalu, biarlah berlalu jangan diungkit-ungkit,
09. Jangan membenci,
10. Hiduplah dengan damai,
11. Sadari bahwa kebahagiaan berawal dari diri sendiri,
12. Sadari bahwa hidup adalah proses pembelajaran,
13. Perbanyaklah tersenyum
14. Jangan suka ngotot,
15. Selalulah berkomunikasi kepada orang yang disayang,
16. Yakinlah Setiap hari adalah hari yg baik,
17. Maafkan semua orang,
18. Luangkan waktu untuk orang tua dan hormatilah mereka,
19. Usahakan membuat orang lain tersenyum,
20. Jangan mencampuri urusan orang lain,
21. Beri perhatian terhadap keluarga,
22. Hargailah orang yang mengasihimu dan menyayangimu,
23. Jika melihat orang susah, harus saling tolong menolong,
24. Kuatkan diri untuk selalu bersabar, dan
25. Yang terakhir paling penting adalah selalu bersyukur atas apa yg diberi oleh Allah pada kita dan yakinlah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya
02. Jangan berpikiran negatif terhadap orang lain,
03. Jangan mengejek atau merendahkan orang lain,
04. Jangan melakukan hal dengan emosi,
05. Jangan suka bergossip hal yg tidak penting,
07. Jangan suka mengeluh,
08. Yang lalu, biarlah berlalu jangan diungkit-ungkit,
09. Jangan membenci,
10. Hiduplah dengan damai,
11. Sadari bahwa kebahagiaan berawal dari diri sendiri,
12. Sadari bahwa hidup adalah proses pembelajaran,
13. Perbanyaklah tersenyum
14. Jangan suka ngotot,
15. Selalulah berkomunikasi kepada orang yang disayang,
16. Yakinlah Setiap hari adalah hari yg baik,
17. Maafkan semua orang,
18. Luangkan waktu untuk orang tua dan hormatilah mereka,
19. Usahakan membuat orang lain tersenyum,
20. Jangan mencampuri urusan orang lain,
21. Beri perhatian terhadap keluarga,
22. Hargailah orang yang mengasihimu dan menyayangimu,
23. Jika melihat orang susah, harus saling tolong menolong,
24. Kuatkan diri untuk selalu bersabar, dan
25. Yang terakhir paling penting adalah selalu bersyukur atas apa yg diberi oleh Allah pada kita dan yakinlah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya
Langganan:
Postingan (Atom)