Jumat, 07 Desember 2012

JELAJAH NEGERI MOBILE QUR'AN

Assalamu Alaikum Wr Wb
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad #Shalawat

*** JELAJAH NEGERI MOBILE QUR'AN ***

Mengenalkan Al-Qur'an sejak dini kepada anak-anak menjadi sesuatu yang penting. Ini semua untuk menumbuhkan kecintaan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya. Insya Allah jika anak sudah dikenalkan dengan Al-Qur'an seak dini dan tumbuh kecintaan dalam hatinya maka Al-Qur'an akan menjadi pemandu hidupnya saat besar nanti.

Akan pentingnya mengenalkan anak kepada Al-Qur'an, Imam Suyuthi mengatakan, "Mengajarkan Al-qur'an kepada anak-anak merupakan salah satu diantara pilar-pilar islam, sehingga mereka bisa tumbuh di atas fitrah. Begitu juga cahaya hikmah akan terlebih dahulu masuk ke dalam hati mereka sebelum dikuasai oleh hawa nafsu dan di nodai oleh kemaksiatan dan kesesatan."

Ibnu Khaldun juga menegaskan makna yang sama, dengan mengatakan, "Mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak merupakan salah satu syiar islam yang awal mulanya dijalankan oleh para ulama, dan kemudian secara berjenjang ke seluruh wilayah dakwah karena merasakan mantapnya keimanan dan keyakinan disebabkan ayat-ayat Al-Qur'an dan lafadz-lafadz hadits. Dengan demikian, Alqur'an menjadi akar pokok pengajaran yang menjadi pijakan seliruh kemampuan yang lain sesudah itu."

Maka lewat program Mobile Qur'an (MOQU) PPPA Daarul Qur'an ingin mengajak anak-anak muslim agar bisa lebih dekat dengan Al-Qur'an ditengah maraknya tontonan dan kegiatan yang akan mengancam masa depan anak-anak.

Selama 14 hari, 11-24 November 2013, Mobile Qur'an menjelajah negeri, kali ini tujuannya tanah Jawa Barat. Setiap hari tim mobile Qur'an keliling mengunjungi SD, MI, SMP, MTS, Pesantren, Rumah Tahfidz dan TPA di berbagai daerah Jawa Barat.

Setiap hari tim Mobile Qur'an blusukan dari satu sekolah kesekolah lainnya. Total sebanyak 5000 anak-anak dari berbagai sekolah mengikuti kegiatan ini. Berbagai tips dan motivasi disampaikan oleh ustad Anwar selaku instruktur untuk membuat anak-anak dekat dengan Al-Qur'an. Sambutan positif datang dari tenaga pengajar.

"Alhamdulillah, kehadiran tim Moqu kesekolah kami menambah semangat kami. Insya Allah program hafalan akan kami terapkan di sekolah" ujar Dadang, Kepala Sekolah SMPN 3 Tasikmalaya.

Hal serupa juga disampaikan oleh ibu Darsono Al-Nur (45) selaku Wakil Kepala Sekolah MTS Fadliliyah Darusalam, Ciamis. Ia mengatakan kehadira MOQU bisa menambah semangat anak-anak untuk mencintai Al-Qur'an.

Selain memberikan motivasi dan tips ustad Anwar juga memancing keberanian dan kepercayaan diri anak-anak untuk maju dan membacakan surat dari Al-Qur'an yang dihafal.

"Hayo ada yang sudah punya hafalan surat-surat Al-Qur'an" pancing ustad Anwar kala beraksi di kaki Gunung Galunggung.

Awalnya banyak yang terdiam, namun setelah beberapa saat Rizky dan Sofa mengacungkan jarinya dengan malu-malu. Tak lama dari kedua anak ini mengalun indah surat An-naba, Al-Waqiah, dan sebagian surah Al-Baqarah.

Aksi kedua anak kecil ini mengundang kekaguman Pak Junta (54). Pria yang dikenal sebagai dermawan di daerah tersebut tanpa ragu mengeluarkan uang sejumlah Rp 500.000 untuk kedua anak tersebut.

"Luar biasa, bagus" ujarnya sambil menggeleng kepala tanda ketakjubannya.

MENGHILANGKAN KEKHAWATIRAN

Bismillahirrahmanirrahim,

Hilangkan kekhawatiran dan kejarlah apa yang seharusnya Anda kejar!

Seorang yang percaya dengan pilihan terbaik yang ditetapkan Allah sebagai takdir untuknya, niscaya ia akan menyibukkan dirinya dengan menikmati kasih sayang-Nya diwaktu menjalani takdir yang menjadi ketetapan-Nya, daripada menyibukkan diri dengan kesedihan.
"Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri," (Q.S. 'Abasa : 38)


Ali bin Abi Thalib berkata, "Di hariku yang mana aku dapat melarikan diri dari maut? Di hari yang tidak ditakdirkan? atau, di hari yang ditakdirkan?Hari yang tidak ditakdirkan, aku tidak khawatir terhadapnya. Dan dari hari yang ditakdirkan, sikap khawatir tidaklah menyelamatkan."

Karena itu, hilangkanlah rasa khawatir yang tidak menyelamatkan Anda karena hilangnya kekhawatiran dalam diri Anda akan menjadi dorongan bagi Anda ketika Anda hampir berhenti merasakan kasih sayang Allah, menjadi petunjuk jalan ketika Anda tersesat, membiasakan senyuman sabar ketika Anda berduka, memapah Anda saat Anda hampir tergelincir dan mengalungkan butir-butir mutiara harapan pada dada Anda.
"Dan sungguh, Kami telah meneguhkan kedudukan mereka (dengan kemakmuran dan kekuatan)," (Q.S. Al-Ahqaf : 26)

Sadarilah, Allah memberikan takdir-Nya untuk Anda dengan kelembutan, karena dia adalah Maha Lembut. Sebagaimana seorang ibu yang bersikap lemah lembut kepada anak-anaknya.
"Sesungguhnya Allah Ta'ala Maha Lembut, dan Dia mencintai segala kelembutan dalam segala perkara." (Al-Hadits)

Dan, Dia memberikan takdir itu untuk kebaikan Anda. Maka, untuk apakah Anda harus bersedih jika takdir Anda adalah menerima kebaikan dari Allah?

Ibnu Athaillah, Al-Hikam berkata, "Sekuat apapun semangat yang menggebu, tak akan bisa menerobos takdir."

Oleh itu, hentikanlah usaha Anda untuk menerobos takdirnya dengan menunda takdir yang kurang baik dan menyegerakan takdir yang baik, karena hal itu hanyalah akan menghabiskan waktu Anda yang sangat berharga. Orang-orang yang hebat bukanlah dia yang berusaha menerobos takdir yang telah menjadi ketetapan-Nya, namun dia menjalani takdirnya dengan senang hati. Dan menghindarkan diri dari apa yang tidak bisa dikejarnya. Dan, mengusahakan diri untuk mengejar apa-apa yang bisa dikejarnya. Maka, jika saat ini Anda memiliki kesempatan untuk mengejar ridha Allah dengan menerima takdir dengan senang hati, maka kejarlah hal itu! Jika hari ini Anda memiliki kesempatan untuk mengejar kebahagiaan dengan percaya segala takdir dari-Nya adalah untuk kebaikan Anda, maka kejarlah hal itu! Dan jika hari Anda memiliki kesempatan untuk mengejar kasih sayang Allah, dengan menghilangkan segala kekhawatiran, maka kejarlah hal itu!

Rabu, 05 Desember 2012

Tafakur & Muhasabah

Bismillahirrahmanirrahim,

Kemana engkau kan pergi
Bila jiwa ini kan pasti kembali
Kemana kau akan berlari
Bila nafas jiwa mu akan terhenti

Kenapa kau selalu berfikir tuk hidup kekal abadi
Padahal kau pun menjumpai org disekitarmu mati
Keindahan bagaimana yang kau cari
Kebahagiaan seperti apa yang ingin kau capai
Sedangkan yang indah dan bahagia terletak pada pandangan hati

Mengapa hidup mu hanya memikirkan hal yang bersifat duniawi
Sedangkan keduniaan tak selalu menjanjikan keabadian hakiki
Akhirat pun selalu menanti
Ia pasti kan kau temui
Diakhir perjalanan ukhrawi

Oh bertapa engkau merugi
Ketika harta dan perhiasan dunia membumbung tinggi
Sementara jiwamu Kosong dan sepi
Dari Nilai aqidah dan Amaliah ilahi

Apakah engkau mengira Allah Itu Tiada Disini
Padahal setiap saat kamu di awasi
Hanyalah Dia yang patut engkau ibadahi.
Bukan makhluk dan Harta benda yg selalu Kau Puji

Cepatlah Engkau Kembali
Kepangkuan Rabbi
Dengan perasaan menyesal dan Meratapi diri
Agar kau akan diridhoi dan tak menyesal jika kau mati suatu saat Nanti

Selasa, 04 Desember 2012

BAHAYA TIDUR SELEPAS SUBUH

Assalamu Alaikum Wr Wb
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad #Shalawat


Kita telah ketahui bersama bahwa waktu pagi adalah waktu yang penuh barakah dan di antara waktu yang kita diperintahkan untuk memanfaatkannya. Akan tetapi, pada kenyataannya kita banyak melihat orang-orang melalaikan waktu yang mulia ini. Waktu yang seharusnya dipergunakan untuk bekerja, melakukan ketaatan dan beribadah, ternyata dipergunakaan untuk tidur dan bermalas-malasan.

Saudaraku, ingatlah bahawa orang-orang soleh terdahulu sangat membenci tidur pagi. Kita dapat melihat ini dari penuturan Ibnul Qayyim ketika menjelaskan masalah banyak tidur bahwa banyak tidur dapat mematikan hati dan membuat badan merasa malas serta membuang-buang waktu. Beliau Rahimahullah mengatakan,

" Banyak tidur dapat mengakibatkan lalai dan malas-malasan. Banyak tidur ada yang termasuk dilarang dan ada pula yang dapat menimbulkan bahaya bagi badan."

Waktu tidur yang paling bermanfaat yaitu :

1. Tidur ketika perlu tidur.
2. Tidur di awal malam – ini lebih manfaat daripada tidur lewat malam.
3. Tidur di pertengahan siang – ini lebih bermanfaat daripada tidur di waktu pagi dan petang.

Menurut para salaf, tidur yang terlarang adalah tidur ketika selesai solat subuh hingga matahari terbit. Kerena pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghonimah (pahala yang berlimpah). Mengisi waktu tersebut adalah keutamaan yang sangat besar, menurut orang-orang soleh. Sehingga apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mau tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian karena waktu pagi adalah waktu terbukanya pintu rezeki dan datangnya barokah (banyak kebaikan)." (Madarijus Salikin, 1/459, Maktabah Syamilah)

BAHAYA TIDUR PAGI

1. Tidak sesuai dengan petunjuk Al Qur'an dan As Sunnah.
2. Bukan termasuk akhlak dan kebiasaan para salafush soleh (generasi terbaik umat ini), bahkan merupakan perbuatan yang dibenci.
3. Tidak mendapatkan barokah di dalam waktu dan amalannya.
4. Menyebabkan malas dan tidak bersemangat di sisa harinya.

Maksud dari hal ini dapat dilihat dari perkataan Ibnul Qayyim. Beliau rahimahullah berkata, " Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya." (Miftah Daris Sa'adah, 2/216).
Amalan seseorang di waktu muda berpengaruh terhadap amalannya di waktu tua. Jadi jika seseorang di awal pagi sudah malas-malasan dengan sering tidur, maka di petang harinya dia juga akan malas-malasan pula.

5. Menghambat datangnya rezeki.

Ibnul Qayyim berkata, " 4 hal yang menghambat datangnya rezeki adalah :
1. Tidur di waktu pagi,
2. Sedikit solat,
3. Malas-malasan dan
4. Berkhianat."
(Zaadul Ma’ad, 4/378)

6. Menyebabkan berbagai penyakit badan, di antaranya adalah melemahkan syahwat. (Zaadul Ma’ad, 4/222)

" Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..." Sebaik-baik manusia itu adalah mereka yang memberi manfa'at kepada manusia lain.

Senin, 03 Desember 2012

( HIKMAH ) 70 KALI BERDOA DAN MEMOHON KEPADA ALLAH SWT

Ada seorang kakek yang tinggal di India. Umurnya sudah lebih dari 70 th. Sepanjang hidupnya selama 70 th itu, ia gunakan untuk menyembah berhala dari batu. Setiap hari ia begitu taat menyembah tuhannya itu. Suatu ketika, kakek ini punya suatu keinginan. Ia pun kemudian mendatangi tuhannya seraya memohon agar doa`nya dapat dikabulkan. "Oh, tuhanku Latta. Oh tuhanku Uzza. Tujuh puluh tahun aku terus menerus menyembahmu. Selama itu, tak ada sesuatupun yang aku mohonkan kepadamu. Sekarang, aku ada permohonan kepadamu. Mohon, kabulkanlah permohonanku ini".

Kakek itu memohon sambil merengek-rengek kepada Latta dan Uzza kiranya doa`nya dapat dikabulkan. Demikian seterusnya dia lakukan. Setelah sampai tujuh puluh kali doa` itu ia panjatkan, tak ada sedikitpun pengabulan dari berhala tuhannya yang ia peroleh. Maka kakek itu sedih sekali dan akhirnya putus asa.

Dalam keputusasaannya itu, ternyata Allah SWT memberi hidayah kepada kakek. Hati sang kakek Ia lapangkan segera sadar akan kekeliruannya selama ini. Gantilah kakek itu berdoa` kepada Allah SWT . " Ya Allah SWT, baru sekarang aku menghadap-Mu. Aku memohon ssuatu kepada-Mu. Kabulkanlah, ya Allah SWT, permohonanku ini ".

Selesai kakek itu bermunajat kepada Allah SWT, maka sesaat kemudian ia mendengar jawban dari Allah SWT. " Wahai hamba-Ku, mintalah kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu ".

Waktu para malaikat mendengar jawaban yang diberikan Allah SWT kepada sang kakek, maka gemparlah para malaikat. " Ya Allah SWT, tujuh puluh tahun lamanya orang itu musyrik dan menyembah berhala. Dan telah tujuh puluh kali pula ia telah memohon kepada berhalanya agar dikabulkan permohonannya, namun itu tidak terjadi. Sekarang, ia baru sekali saja berdoa` kepada-Mu, mengapa Engkau kabulkan permohonannya itu ?"

Mendengar pertanyaan para malaikat itu, maka Allah SWT segera memberi penjelasan. " Wahai para malaikat, jika berhala yang benda mati itu tidak bisa mengabulkan permohonannya dan Aku-pun juga tidak, lalu dimana letak perbedaannya antara Aku dan berhala itu ?".

Jumat, 16 November 2012

( HIKMAH ) MAHAR YANG TERLALU MAHAL

Wahai ukhti muslimah, lihatlah bagaimana wanita shalihah seperti Ummu Sulaim yang lebih mengutamakan agama daripada nafsu syahwat. Mahar Ummu Sulaim menjadi sebaik-baik mahar di dalam Islam. Hikmah di balik anjuran untuk meringankan mahar adalah mempermudah proses pernikahan. Berapa banyak laki-laki yang mundur teratur akibat adanya permintaan mahar yang tinggi?

Allah SWT berfirman, “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (An-Nur: 32).

Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk mempermudah urusan, bukan mempersulit, demikian pula dalam hal mahar untuk pernikahan. Dikutip dari Ishlah An-Nisa’; fi Al-‘Aqidah wa Al-‘Ibadah wa Al-Bait wa As-Suluk, Al-Bukhari meriwayatkan hadits dari Sahl bin Sa’ad bahwa ada wanita yang mengajukan dirinya untuk dinikahi, oleh Rasulullah, namun beliau menolaknya. Lalu ada seorang sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, nikahkanlah aku dengannya.” Beliau pun bertanya, “Apa yang engkau miliki (sebagai mahar)?” Sahabat itu menjawab, “Aku tidak memiliki apa pun.” Rasulullah berkata, “Kalau begitu, pergi dan carilah mahar, walaupun hanya sebuah cincin dari besi.”

Sahabat itu pun pergi kemudian datang lagi seraya melapor kepada Nabi, “Demi Allah aku tak menemukan apa pun termasuk cincin besi. Namun aku memiliki kain ini, dan untuknya (sebagai mahar) separuh kain ini.” Nabi balik bertanya, “Apa yang dapat engkau lakukan dengan kainmu itu? Jika engkau mengenakannya, dia tidak bisa memakainya. Sebaliknya jika dia yang mengenakannya, maka engkau tidak bisa memakainya.”

Sahabat itu pun lalu duduk. Setelah duduk lama, dia pun bangkit. Nabi melihatnya, lalu beliau memanggilnya. Nabi bertanya, “(Hafalan) apa yang engkau punya dari Al-Qur’an?” Dia menjawab, “Aku punya hafalan beberapa surat; surat ini dan surat itu.” Nabi pun bersabda, “Aku nikahkan engkau dengan dia dengan mahar hafalan surat yang engkau miliki.”

Beliau pun melarang para muslimah berlebihan dalam menetapkan mahar pernikahan. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya perkawinan yang besar keberkahannya adalah yang paling murah maharnya. Dan beliau bersabda: perempuan yang baik hati adalah yang murah maharnya, memudahkan urusan perkawinannya dan baik akhlaknya. Adapun perempuan yang celaka yaitu yang mahal maharnya, menyusahkan perkawinannya, dan buruk akhlaknya.”

Ajaran Islam yang mudah pun menetapkan bahwa mahar tidak selalu berbentuk materi fisik atau hal-hal yang merefleksikan kekayaan dan kesejahteraan. Selain harta kekayaan, mahar bisa berupa sesuatu yang diambil upahnya (jasa) dan manfaat yang akan kembali kepada sang wanita, seperti keislaman dan hafalan Al-Qur’an.

Kamis, 08 November 2012

KUNCI DO’A AGAR CEPAT TERWUJUD

KUNCI  DO’A  AGAR  CEPAT  TERWUJUD
(Kajian Tentang Do’a)


Manakah amalan yang lebih utama…? Apakah membaca Al Qur’an yang lebih utama, atau berdzikir? Atau berdoa dan memohon (kepada Allah)?   Secara umum, membaca Al Qur’an adalah amalan yang paling utama, kemudian dzikir dan pujian, kemudian do’a dan permohonan. Namun kadang amalan yang tidak begitu utama, dalam kondisi tertentu menjadi lebih utama dari amalan yang begitu utama. Contohnya: berdo’a pada hari Arafah lebih utama dari pada membaca Al Qur’an, dan menyibukkan diri dengan membaca  dzikir yang ada tuntunannya dari Nabi SAW setelah shalat fardhu lebih utama dari pada membaca Al Qur’an.

Semua makhluk perlu kepada Allah dan membutuhkan apa yang ada disisi-Nya, sedang  Allah Maha Kaya tidak memerlukan mereka. Dan Allah telah mewajibkan kepada hamba-Nya untuk berdo’a. Allah berfirman:

ادعونىاستجب لكمْ ان الذين يستكبرون عن عباد تى سيدخلون جهنم داخرين
“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina”  (QS. Al-Mu’min :60)

Maksudnya: dari berdoa kepada-Ku. Nabi SAW bersabda:

من لم يسأ ل الله يغضب عليه
“siapa tidak bermohon kepada Allah, maka Allah akan marah kepadanya”.
     
Namun demikian Allah senang dengan permintaan hamba kepada-Nya, dan mencintai orang-orang yang terus menerus meminta-Nya, serta mendekatkan mereka kepada-Nya.

Para sahabat Nabi SAW telah menghayati hal ini, maka tak seorang pun dari mereka meremehkan sesuatu untuk memohon kepada Allah, dan mereka tidak mengadakan permitaan mereka kepada seorang pun dari makhluk-Nya. Karena kecintaan mereka dan  kedekatan mereka kepada Rabb-nya, dan karena kedekatan Allah kepada mereka, firman Allah :

واذا سأ لك عبادى عنى فاٍنى قريب
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat”. (QS. Al Baqarah: 186)

Do’a mempunyai kedudukan yang sangat agung disisi Allah, ia merupakan amalan yang paling mulia menurut Allah SWT, serta dapat menolak takdir. Do’a seorang muslim tentu saja dikabulkan, jika sebab-sebab terkabulkan nya do’a terpenuhi dan tidak ada hal-hal  yang disebutkan Rasulullah SAW dalam sabdanya:

مامن مسلم يدعون بدعوة ليس فيها اثم ولا قطيعة رحم الا اعطاه الله بها اٍحد ثلاث : اٍما ان تعجل له دعوته واٍما ان يدخرها له فى الاخرة، واٍما ان يصرف عنه من السوء مثلها، قالوا اٍذا نكثر ؟  قال: الله أكثر

“Tidaklah seorang muslim berdo’a  dengan do’a yang tidak mengandung dosa dan pemutusan tali silaturrahmi, kecuali Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga hal: akan segera dikabulakn do’anya, atau Allah akan menjadikannya tabungan (pahala) diakhirat kelak, atau dengan do’a itu Allah akan menjauhkannya dari kejelekan yang setara dengan do’anya” mereka berkata: “Kalau begitu kami akan memperbanyak (do’a)? Nabi menjawab: “(Apa yang dimiliki) Allah lebih banyak”. (HR.Ahmad dan At Tarmidzi)    

Sebab-sebab Terkabulnya Do’a: Ada yang bersifat zhahir, ada yang bersifat batin:

1.     Sebab-sebab Zhahir :
Di dahului dengan amalan-amalan shalih, seperti: wudhu, shalat, menghadap    kiblat, mengangkat kedua tangan, sedekah, memuji Allah, berdo’a dengan menggunakan asma dan sifat Allah yang sesuai dengan do’a yang dipanjatkan. Jika berdo’a memohon surga, hendaknya berdo’a dengan  memohon kebaikan dan rahmat-Nya. Jika berdo’a agar dilimpahkan rizki, maka hendaklah memperbanyak membaca Ya Fattahu Ya Rozak, dan lain sebagainya. 
Di antara sebab terkabulnya do’a, bershalawat kepada Nabi SAW pada permulaan, pertengahan dan akhir do’a. mengakui segala dosa yang telah diperbuat, bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya, dan memanfaatkan waktu-waktu khusus yang memiliki keutamaan terkabulnya do’a pada saat tersebut.
Waktu – waktu khusus ini banyak sekali, diantaranya: pada setiap hari dan malam, yaitu di sepertiga malam terakhir ketika Allah turun kelangit dunia., antara adzan iqomah, setelah wudhu, pada waktu sujud, sebelum salam dalam shalat, setelah selesai shalat fardhu, ketika khatam Al Qur’an, ketika mendengar ayam berkokok, ketika dalam perjalanan, do’a orang-orang yang terzalimi, do’a orang yang dalam kesulitan, do’a seorang ayah untuk anaknya, do’a seorang mu’min untuk saudaranya yang mu’min tanpa sepengetahuanya dan do’a ketika menghadapi musuh dimedan perang.
Pada setiap pekan: Hari jum’at, terutama pada saat-saat terakhir, disaat khatib duduk diantara dua khutbah.
Pada bulan tertentu: di bulan Ramadhan di saat berbuka dan sahur, malam Lailatul Qadar, dan di hari Arafah.
Pada tempat – tempat yang mulia:  di semua mesjid, di Ka’bah terutama di Multazam, di Maqam Ibrahim AS, di atas Shafa dan Marwah, di Arafah, Muzdalifah dan Mina di musim haji, ketika minum air zam-zam dan lain-lain.

    2.   Sebab-sebab Batin:
Dengan mendahulukan Taubat yang benar, mengembalikan hak-hak orang, memperbaiki makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal, hendaknya dari usaha yang halal, menjaga diri dari perkara syubhat dan syahwat, hadirnya hati ketika berdo’a, harapan yang kuat, berserah diri kepada Allah, merendahkan diri di haribaan-Nya, terus-enerus meminta, menyerahkan segala urusan kepada-Nya, dan tidak berpaling sedikitpun kepada selain Allah SWT.


Hal-hal Yang Menghalangi Terkabulnya Do’a:
      
Terkadang manusia berdo’a namun tidak di kabulkan, atau di tunda pengabulan do’anya. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:
v Mempersekutukan Allah dalam berdo’a.
v Terlalu merinci dalam berdo’a, seperti meminta perlindungan dari panasnya, sempitnya, dan gelapnya api (neraka) jahannam, padahal semua itu cukup dengan hanya memohon perlindungan dari api neraka saja cukup  dengan bacaan “ Allahumma ajjirnii minannaar…”
v Seorang muslim mendo’akan celaka terhadap dirinya atau orang lain secara zhalim.
v Do’a yang mengandung dosa dan bermaksud memutuskan silaturrahim.
v Menggantungkan doa dengan kehendak, seperti ucapan “ Ya Allah, ampuni dosa-dosaku jika engkau berkehendak”. Dan sebagainya.
v Tergesa-gesa minta dikabulkan do’a, dengan berkata: “Aku telah berdo’a tapi belum juga dikabulkan”.
v Istihsar (merasa bosan dan letih), yakni tidak mau berdo’a lagi karena merasa bosan dan letih.
v Berdoa dengan hati yang lalai. Seperti tangan menengadah, mulut berucap tapi pikiran dan hatinya tidak di hadirkan dalam do’anya.
v Tidak bertata-karma ketika berdoa kepada Allah. Nabi SAW mendengar seseorang berdo’a dalam shalatnya dengan tidak bershalawat dahulu kepada beliau, maka beliau berkata, “ Orang ini telah tergesa-gesa dalam berdo’a” Kemudian beliau memanggilnya lalu berkata kepadanya atau kepada yang lainnya:


اذا صلى احدكم فليبدأ بتحميد الله والثناء عليه ثم ليصل على النبى صلى الله عليه وسلم . ثم ليدع بعد
 بما شاء

“Jika salah seorang diantara kalian berdo’a, maka hendaknya ia memuai dengan bertahmid kepada Allah dan memuji-Nya, kemudian bershalawat kepada Nabi, setelah itu berdo’a sesuai apa yang di inginkan”. (HR. At Tirmidzi)


v Berdo’a meminta sesuatu yang urusanya sudah selesai. Seperti meminta hidup kekal di dunia.

v Berdo’a dengan kata-kata bersajak yang di buat-buat. Allah berfirman:

ادعوا ربكم تضرعا وخفية اٍنه لايحب المعتد ين
“Berdo’alah kepada Rabbmu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (QS.Al A’raf: 55)




Ibnu  Abbas berkata:

فانظر السجع من الدعاء فاجتنبه فاٍنى عهدت رسول الله واصحابه لايفعلون الا ذلك . يعنى لايفعلون الا
ذلك الاجتنا ب (البخارى)

“Perhatikan do’a yang bersajak, maka jahuilah. Sesungguhnya aku mengetahui Rasulullah SAW, dan para sahabatnya tidak melakukan hal itu, maksudnya: mereka dalam berdo’a tidak menggunakan kata-kata bersajak”. (HR. Al- Bukhori)

v Bersuara keras dalam berdo’a. Allah berfirman:

ولاتجهر بصلاتك ولا تخا فت بها وابتغ ببين ذلك سبيلا

“Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. (QS. Al Isra:110)

Aisyah radiyallahu anha  berkata : “Ayat ini di turunkan dalam (masalah) do’a”.


Hal-hal Yang Di Sunahkan Secara Tertib Dalam Berdo’a
1.     Bertahmid dan memujin Allah
2.     Bershalawat kepada Nabi SAW
3.     Bertaubat dan mengakui bahwa ia berdosa
4.     Bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya
5.     Memulai berda dan berusaha membaca do’a-do’a yang lengkap dan yang diajarkan oleh Rasulullah dan para ulama salaf
6.     Mengakhiri do’a dengan bershalawat kepada Nabi SAW dan bertahmid.










MERAIH KEKAYAAN YANG TIDAK PERNAH HABIS

Segala puji bagi Allah yang semestinya mendapatkan puji sebab rejeki_Nya yang dibentangkan. Dan yang menghilangkan kemelaratan sesudah putus harapan. Dzat yang menciptakan makhluk.Allah melapangkan rejeki dan mencurahkan bermacam-macam harta kepada keseluruh alam semesta. Allah mencoba mereka dalam harta yang dianugrahkan oleh Allah dengan perobahan beberapa keadaan (berobah dari satu ke keadaan yang berbeda). Allah menjadikan mereka berbolak-balik dalam harta antara dua keadaan: sulit dan mudah (susah dan senang), kaya dan miskin, loba dan putus harapan, banyak harta dan bangkrut/jatuh miskin, lemah dan kuat, rakus dan menerima dengan apa adanya ( qana’ah ), bakhil dan pemurah hati, senang hati dengan barang yang wujud dan menyesal dengan hilangnya barang itu, mengutamakan pada dirinya sendiri dan membelanjakan untuk orang lain, bersikap lapang dan takut miskin, terlalu pemurah ( membagi-bagikan harta secara berlebih-lebihan ) dan terlalu bakhil ( memperkecil biaya hidup dibawah batas sederhana ) ridho dengan yang sedikit dan meremehkan dengan yang banyak. Semua itu untuk mencoba mereka, siapakah diantara mereka yang paling bagus perbuatannya…?? Firman Allah:

يا ايهاالذين أمنوا لاتلهكم اموالكم ولا أولادكم عن ذكر الله ومن يفعل ذلك فأولئك هم الخا سرون
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu itu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. (QS. Al Munafiqun: 9)

انما اموالكم واولدكم فتنة والله عنده أجر عظيم
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu dan disisi Allahlah pahala yang besar”.  (QS. At Taghobun: 15)

Sesungguhnya fitnah dunia itu cabang dan seginya banyak, sudut dan sampingnya luas. Akan tetapi harta-harta itu lebih besar fitnahnya dan lebih umum ujiannya.lebih besar fitnahnya pada harta, karena tidak ada seorang pun yang merasa cukup dari harta.Kemudian, apabila harta itu didapatkan, maka tidak ada keselamatan dari harta itu ( mendapatkan harta dapat meninmbulkan kejahatan ). Kemudian tidak memiliki harta itu dapat menghasilkan dari padanya sifat kefakiran yang kadang-kadang menjerumuskan kepada kekafiran. Dan apabila harta itu didapatkan, maka dari padanya dapat menghasilkan kedurhakaan yang tidak ada akibat urusannya kecuali kerugian.
Dengan demikian, maka harta itu tidak sepi dari beberapa faidah dan beberapa bahaya. Faidah-faidahnya termasuk yang menyelamatkan dan bahaya-bahayanya termasuk yang membinasakan.


Faidah-faidah harta dan Bahayanya

Ketahuilah,sesunguhnya harta itu seperti ular. Pada bahaya-bahayanya itu adalah racunnya yang dapat membinasakan. Maka barang siapa yang mengeti faidah-aidahnya dan bahaya-bahayanya, niscaya ia mampu menjaga dirinya dari racunnya dan mengalir faidah dari pada kebajikannya.

Adanya faidah-faidahnya, maka terbagi kepada duniawiyah dan diniyyah ( faidah keduniaan dan faidah keagamaan ).

Adapun faidah keduniaan (duniawiyah), maka tidak memerlukan penjelasannya. Karena mengetahuinya itu sudah terkenal yang bersekutu diantara macam-macamnya mahkluk. Seandainya tidak karena demikian,  niscaya tidak saling membinasakan pada mencarinya.

Adapun faidah diniyyah (faidah keagamaan), maka pengumpulannya itu terbatas pada tiga macam yaitu :

1.     Ia menafkahkannya pada dirinya sendiri. Adakalanya untuk ibadah, adakalanya untuk menolong dalam ibadah. Adapun untuk ibadah, maka itu seperti dipergunakan untuk ibadah haji dan berjihad. Karena tidak akan bisa sampai kepada ibadah haji dan berjihad kecuali dengan harta.

2.     Harta yang diserahkan kepada manusia. Macam yang kedua ini terbagi menjadi empat bagian : sedekah, muru’ah, menjaga kehormatan dan upah pelayan.

3.     Harta yang tidak diserahkan kepada manusia tertentu. Akan tetapi dapat menghasilkan kemaslahatan umum, seperti membangun masjid, jembatan-jembatan, surau-surau, rumah sakit-rumah sakit membuat tempat penyimpanan air dijalan dan lain sebagainya, dari usaha-usaha wakaf yang dimaksudkan untuk kebajikkan.



Adapun bahaya-bahaya harta
    
Maka itu ada bahaya keagamaan dan ada bahaya keduniaan (Diniyyah dan Duniawiyah).

Adapun bahaya keagamaan itu ada tiga :
1.     Mendorong kepada kemaksiatan. Karena sesungguhnya nafsu syahwat berlebih    dan lemah. Kelemahan itu kadang-kadang merobah diantara orang dan kemaksiatan.
2.     Mendorong pada bersenang-senang dalam hal-hal yang mubah.
3.     Sesuatu yang tidak ada seorangpun terhindar dari padanya. Itu yang akan dilalaikan oleh mengurus hartanya dari mengingat kepada Allah SWT. Setiap apa yang melalaikan hamba dari mengingat (Dzikir) kepada Allah SWT, maka itu adalah rugi.


Karena itulah Nabi Isa AS Berkata: “ Dalam harta itu terdapat tiga bahaya”:
a.     Bilamana seseorang mengambil harta itu dari yang tidak halal.
b.     Kemudian ditanyakan, bilamana ia mengambilnya dari yang halal. Maka Nabi Isa menjawab : “ Akan diletakkan harta itu pada yang bukan haknya.
c.      Maka ditanyakan, jikalau diletakkan harta itu pada haknya? Maka nabi Isa menjawab : “ Ia ( pemilik harta ) akan dilalaikan oleh mengurusnya (dzikir) kepada Allah SWT.
  

Meraih Harta Yang Tidak Pernah Habis

Sungguh, telah menjadi watak manusia memiliki sifat rakus dan tamak dan sangat sedikitnya sifat qana’ah. Rasulullah SAW sangat melarang sifat rakus dan tamak dan berlebih-lebihan mencari harta, karena kekayaan yang sebenarnya terletak bukan pada banyaknya harta
Rasulullah SAW telah bersabda:

اوكان لابن أدم واديان من ذهب لاابتقى لهما ثالثا ولا يملأ جوف ابن أدم الا التراب ويتو ب الله على من تاب .

“Apabila anak adam sudah memiliki dua buah lembah dari emas, niscaya ia masih mencari lembah yang ketiga. Tidak memenuhi perut anak adam kecuali tanah. Allah ta’ala itu menerima taubat orang yang bertaubat”.
        Ikhtiar untuk meraih kenikmatan dunia secara cepat bukanlah suatu yang terlarang, jika ada cara yang cepat, mengapa tidak? Yang terpenting adalah caranya tidak mengabaikan kesejatian kita sebagai hamba Allah. . (baca: KAYA LEWAT JALAN TOL. Kaya hati, kaya rasa, kaya raya. KH. Yusuf Mansur).
       
Rasulullah sangat melarang sifat rakus dan tamak serta sifat berlebihan dalam mencari harta, karena kekayaan yang hakiki bukan terletak pada banyaknya harta benda, akan tetapi pada kekayaan jiwa. Dala sebuah riwayat di jelaskan, bahwasanya Nabi Musa AS. Bertanya kepada Tuhannya: “Manakah hamba-Mu yang paling kaya…?”
Firman Allah: “Hamba yang paling menerima dengan apa yang telah Aku anugerahkan kepadanya,”   Nabi Musa bertanya: “Manakah hamba-Mu yang paling adil?

Firman Allah: “Orang paling insyaf tentang dirinya sendiri.”
       
Maka tidak ada harta yang lebih berharga atau kekayaan yang tidak terbatas kecuali dengan sifat QONA’AH (merasa cukup atas anugrah/nikmat yang telah Allah karuniakan kepadanya). Rasulullah bersabda:

عليكم بالقناعة ، فاٍن القناعة مال لا ينفد
“Tetaplah dengan Qona’ah,sesungguhnya Qona’ah itu harta yang tidak akan pernah habis”.

باب الدعاٍ بين الركنين انيرزق الله الداعى الثاعة بما رزق ويبارك له فيه ويخلف على كل غائبة له بخير .

“Pintu Doa antara dua bagian :
a.     Semoga ALLAH memberikan rizki Qona’ah pada orang yang berdo’a dengan apa yang ALLAH telah berikan dan memberkahinya
b.     Menggantikan kebaikkan atas sesuatu yang hilang”.


طبى لمن هودي للاسلام وكا ن عيشه كفافا وقنع به
“Sungguh beruntung banget orang yang mendapatkan petunjuk masuk agama islam yang kehidupanya / ekonominya tercukupi dan menerima dengan kecukupannya”.
(HR.At Tirmidzi & An Nasa’i)

Di riwayatkan dari sahabat Ali bin Abi Tholib Karamallahu wajhah.

روى عن على بن ابى طالب كرم الله وجهه، انه قال : احب العباد الى الله تعالى الفقير القا نع
برزقه الراضى عن الله تهالى.

“Hamba Allah yang paling di cintai adalah Fakir yang menerima apa adanya meridhoi pemberian Allah”.


وقال صلى الله عليه وسلم، يقول الله تعالى يوم القيامة : اين صفوتى من خلقى ؟ فيقول الملائكة. ومن هم يا ربنا ؟ فيقول: فقراء المسلمين القانعون بعطائ الراضون بقدرى، أدخلواهم الجنة فيدخلونها ويأ كلون ويشربون والناس فى الحساب يتر ددون .

“Rosulullah bersabda ; pada hari kiamat Allah bertanya : Mana pilihan-pilihan ku dari makhluk-makhluk-Ku ? malaikat menjawab.” Siapa mereka mereka Ya Tuhan ku. “ Allah menjawab. “ Pakir miskin yang menerima apa pemberian-Ku, yang rela dengan takdir-Ku.” Masukkanlah mereka kedalam surga. Makan, minum dalam surga, sedangkan manusia lain dalam keadaan binggung  menanti dihisab”.

لاتكثر همك مايقدر يكن وما ترزق يأتيك

“.Janganlah kamu memperbanyak kegelisahan, karena apa yang ditakdirkan, niscaya terjadi dan apa yang direjekikan kepadamu, niscaya akan datang kepadamu”.
(HR.Muslim)

          Sesungguhnya, orang-orang yang berprinsip bahwa Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka istiqamah, maka turun malaikat-malaikat menaungi kehidupan mereka. Janganlah kamu takut dan janganlah kau berduka cita, dan bergembiralah dengan surga yang telah di janjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindung kamu didalam kehidupan dunia dan di akhirat, dan di dalamnya kamu memperoleh apa yang di inginkan dirimu, dan kamu memperoleh pula di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan dari yang maha pengampun lagi maha penyayang. (QS Fushshilat :31-32)

Allah-lah pelindung terbaik, tinggal kita sendiri yang membuat kita layak menjadi orang yang Dia lindungi.  Allah-lah pemberi terbaik, maka jadikanlah diri kita sebagai orang yang layak Dia beri. Allah-lah yang Maha mencukupkan, maka tempatkan diri kita sebagai orang yang layak di beri kecukupan.

Mudah-mudahan Allah mencukupkan rizki kita semua, dan menganugrahkan sifat QONA”AH (merasa cukup) dalam jiwa kita. Semga Allah memaafkan kita, mengampuni kita. Kiranya, ampunan Allah dan maaf-Nya yang akan menghantarkan kita terbebas dari semua kesusahan dan penderitaan dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Amin
















































PESAN MORAL IBADAH SHAUM


     Ibadah Shaum (puasa), seperti halnya ibadah-ibadah lain di dalam islam, merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bukan hanya shaum saja yang menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah_ini yang sering kita lupakan, _tetapi semua ibadah yang kita lakukan sebetulnya merupakan riyadhah untuk mendidik nilai moral tertentu, nilai akhlak tertentu.
     Setiap ibdah, baik ibadah shaum atau ibadah lain, didalamnya terkandung apa yang kita sebut sebagai Pesan Moral. Bahkan begitu mulianya pesan moral ini, sampai Rosulullah Saw. Menilai ‘Harga’ suatu ibadah itu dinilai dari sejauh mana kita menjalankan pesan moralnya. Apabila ibadah itu tidak meningkat akhlak kita, Rosulullah menganggap bahwa ibadah itu tidak bermakna. Dengan kata lain, kita tidak melaksanakan pesan moral ibadah itu.
     Dalam suatu hadist diriwayatkan bahwa pada bulan Ramadhan ada seorang wanita sedang mencaci-maki pembantunya. Dan Rosulullah Saw. Mendengarnya, kemudian belia menyuruh seorang untuk membawa makanan dan memanggil perempuan itu. Lalu Rosulullah Saw, bersabda: “ Makanlah makanan itu. “ Perempuan itu menjawab, “ Saya sedang berpuasa Ya Rosulullah. “ Rosul yang mulia bersabda lagi, “ Bagaimana mungkin kamu berpuasa padahal kamu mencaci-maki pembantumu. Sesungguhnya puasa adalah sebagai penghalang bagi kamu untuk berbuat hal-hal yang tercela. Betapa sedikitnya orang yang shaum dan betapa banyaknya orang yang kelaparan. 
“Rubba shooimin laisa lahu min shiyaamihi illalju’u”
“Banyak orang yang berpuasa, tapi tidak memperoleh dari puasanya kecuali hanya lapar saja.”
     Ketika Rosulullah mengatakan “ Betapa sedikitnya yang shaum dan betapa banyaknya yang kelaparan, ” Nabi menunjukkan kepada kita bahwa orang-orang yang hanya menahan lapar dan dahaga saja, tetapi tidak sanggup mewujudkan pesan moral ibadah itu, tidak lebih sekedar orang-orang yang lapar saja.
     Dalam hadist lain, Rosulullah Saw.Bersabda, “ Banyak sekali orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga. “ Seseorang bisa saja melakukan ibadah puasa. Dia sanggup mematuhi seluruh ketentuan fiqih, tetapi dia tidak sanggup mewujudkan pesan moral puasa itu. Bahkan kalau orang itu puasanya cacat, atau puasanya batal, atau melakukan hal-hal yang terlarang, secara fiqih, maka tebusannya menjalankan pesan moral itu. Misalnya, pada bulan Ramadhan, sepasang suami istri bercampur pada siang hari, maka kifaratnya memberi makan enam puluh orang miski, karena salah satu pesan moral puasa ialah memperhatinkan orang-orang yang lapar disekitar kita.
     Oleh sebab itu, kita temukan orang-orang yang tidak sanggup berpuasa, didalam Al-Qur’an, diharuskan untuk mengeluarkan fidyah buat orang-orang miskin. Jadi kalau-pun tidak sanggup menjalankan ritus puasa, tidak sanggup melakukan upacara pelaksanaan pesan moral puasa itu  yaitu menyantuni fakir dan miskin.
     Sekali lagi, semua ajaran Islam itu mengandung pesan moral. Dan pesan moral itulah yang saya pikir dipandang sangat penting didalam islam. Mengapa Islam menekankan prinsip moral itu?? Prinsip akhlak itu?? Karena kedatangan Rosulullah Saw yang mulia. Bukan hanya untuk mengajarkan zikir dan do’a saja. Bahkan Nabi secara tegas mengatakan bahwa misinya ialah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Oleh karena itu, seluruh ajaran islam diarahkan untuk menyempurnakan akhlak, termasuk ibadah shaum, bangun tengah malam dan shalat. Semuanya diarahkan untuk menyempurnakan akhlak manusia.
     Bahkan kalau ada orang yang menjalankan berbagi  “Ibadah Mahdhah” ,tetapi kurang memperhatikan ahklaknya, islam tidak menghitung ibadah itu. Ketika kepada Rosulullah dikatakan, “ Ya Rosulullah ada orang berpuasa disiang hari dan bangun dimalam hari untuk melakukan Qiyaumul lail, tetapi dia menyakiti tetangganya dengan lidahnya . “ Maka Rosulullah Saw,  menjawab,  “Dia dineraka. “
     Nabi pernah bertanya kepada sahabat-sabatnya, “ Tahukah kalian siapa yang bangkrut itu? “
     Lalu para sahabat berkata, bagi kami yang bangkrut itu ialah orang yang kehilangan hartanya dan seluruh miliknya, ”Tidak”,  kata Rosulullah. “ Yang bangkrut ialah orang dating pada hari kiamat dengan membawa pahala dari shaumnya, pahala zakatnya dan hajinya, tetapi pahala-pahala ditimbang datanglah orang mengadu “Ya ALLAH dulu orang itu pernah menuduhku berbuat sesuatu padahal aku tidak pernah melakukannya”. Kemudian Allah menyuruh orang yang diaduhkan itu untuk membayar orang tersebut dengan sebagian pahala dan menyerahkannya kepada orang yang mengadu tersebut.
     “Kemudian datang orang yang lain dan mengadu, “Ya Allah hakku pernah diambil dengan sewenag-wenang”. Lalu Allah menyuruh lagi membayar dengan amal shalehnya kepada orang yang mengadu itu. “Setelah itu datang lagi orang yang mengadu, sampai seluruh pahala shalat, hajinya dan shaumnya itu habis dipakai untuk membayar orang yang pernah haknya dirampas, yang pernah disakiti hatinya, yang pernah dituduh tanpa alasan yang jelas. Semuanya dia bayarkan sampai tidak tersisa lagi pahala amal shalehnya. Tetapi orang yang mengadu masih dating juga. Maka Allah memutuskan agar kejahatan orang yang mengadu dipindahkan kepada orang itu”.
     Kata Rosulullah selanjutnya, “Itulah orang yang bangkrut dihari kiamat”, yaitu orang yang rajin menjalankan ritus-ritus, upacara-upacara ibadah ( shalat, Shaum, zakat dan lain sebagainya ) tetapi ia tidak memiliki ahklak yang baik. Dia merampas hak orang lain dan menyakiti hati mereka.

     Lalu, sebenarnya apa yang menjadi pesan moral ibadah shaum yang utama ialah kita dilarang makan memakan  yang haram, supaya kita menjaga diri jangan sembarang memakan makan. Bahkan makanan halal pun kita tidak boleh kita makan sebelum datang waktunya yang tepat. Jadi, jangan sembarang makan. Jangan makan asal saja. Kita mesti memperhatikan apa yang kita makan itu. Sayyidina Ali RA. Pernah berkata, “Jangan jadikan perut Anda sebagai kuburan hewan”. Maksudnya, mungkin, adalah bahwa kita tidak boleh terlalu banyak makanan daging;  Apalagi cara memperolehnya dengan jalan yang tidak halal.
     Pesan moral Ramadhan adalah jangan jadikan perut anda sebagai kuburan orang lain. Jangan jadikan perut anda sebagai kuburan rakyat kecil. Jangan pindahkan tanah dan ladang milik mereka keperut anda. Itukah pesan moral shaum yang menurut saya releven dengan kondisi saat ini,  Ketika kita dikejar-kejar oleh konsumtivisme ( senag-senag, berfoyah-foyah dan berbelanja barang yang tidak bermanfaat) dan dikejar-kejar untuk meningkatkan status sosial tidak jarang berani memakan hak orang lain. Kita tidak jarang berani memakan hak orang lain. Kita sering jadi omnivore ( binatang pemakan daging ) tidak memperhatinkan halal dan haram.
     Tetapi, tidaklah cukup hanya sampai disini pesan moral shaum itu. Shaum juga mengajarkan bahwa walaupun harta itu milik kita, tetapi kita tidak boleh memakannya sebelum datang waktunya yang tepat. Saya, ingin mengutip lagi ucapan Sayyidina Ali RA, “Tidak pernah aku melihat ada orang memperoleh harta yang berlimpah kecuali disampingnya ada hak orang lain yang disia-siakan.” Kita tidak usah menjadi marxis, untuk menyadari bahwa keuntungan yang berlimpah ruah yang dimiliki oleh orang-orang yang tinggal dinegara-negara miskin umumnya terjadi karena, misalnya, upah buruh yang murah sehingga sipemilik perusahaan memperoleh keuntungan yang besar. Beberapa waktu yang lalu, kita membaca bahwa para pengusaha tekstil memperoleh keuntungan yang besar karena mereka membayar buruh dengan upah yang rendah.
     Seandainya kita memperoleh gaji yang cukup tinggi, didalam islam kita tidak boleh memakan semua upah yang kia terima walaupun itu hasil jerih payah kita sendiri. Kita yang memperoleh penghasilan yang berlebihan, mempunyai kewajiban untuk menyantuni orang-orang yang miskin. Dan itu merupakan pesan moral ibadah puasa. Puasa tidak akan bermakna apa-apa sebelum kita memberikan perhatian yang tulus kepada orang-orang yang menderita disekitar kita. Di Masjid Nurul Amin, masjid didepan Asrama Pondok Salafi, diperaktekkan sebuah do’a dari Rosulullah SAW, yang lazim diamalkan setiap selesai shalat fardhu dibulan puasa. Menurut saya, do’a itu mengandung pesan moral ibadah puasa. Doa itu berbunyi begini.

Ya Allah masukkanlah rasa bahagia kepada penghuni kubur
Ya Allah kayakanlah semua orang-orang yang miskin
Ya Allah kenyangkanlah orang-orang yang lapar
Ya Allah berikanlah pakaian orang-orang yang terlanjang
Ya Allah bayarkanlah utang orang-orang yang berhutang
Ya Allah bebaskanlah kesulitan orang yang mendapat kesulitan

     Dan seterusnya. Do’a itu panjang, walaupun doa itu merupakan permohonan kita kepada Allah supaya yang lapar dikenyangkan, yang telanjang diberikan pakaian, yang sakit disembuhkan, yang mendapat kesulitan dihilangkan dari kesulitannya, pada saat yang sama doa itu mengajarkan tanggung jawab kita kepada orang-orang yang menderita disekitar kita.
       Semoga kita semua menjadi manusia-manusia yang pandai memetik hikmah dibulan yang penuh kemuliayaan dan keberkahan. Amin