Kamis, 08 November 2012

KUNCI DO’A AGAR CEPAT TERWUJUD

KUNCI  DO’A  AGAR  CEPAT  TERWUJUD
(Kajian Tentang Do’a)


Manakah amalan yang lebih utama…? Apakah membaca Al Qur’an yang lebih utama, atau berdzikir? Atau berdoa dan memohon (kepada Allah)?   Secara umum, membaca Al Qur’an adalah amalan yang paling utama, kemudian dzikir dan pujian, kemudian do’a dan permohonan. Namun kadang amalan yang tidak begitu utama, dalam kondisi tertentu menjadi lebih utama dari amalan yang begitu utama. Contohnya: berdo’a pada hari Arafah lebih utama dari pada membaca Al Qur’an, dan menyibukkan diri dengan membaca  dzikir yang ada tuntunannya dari Nabi SAW setelah shalat fardhu lebih utama dari pada membaca Al Qur’an.

Semua makhluk perlu kepada Allah dan membutuhkan apa yang ada disisi-Nya, sedang  Allah Maha Kaya tidak memerlukan mereka. Dan Allah telah mewajibkan kepada hamba-Nya untuk berdo’a. Allah berfirman:

ادعونىاستجب لكمْ ان الذين يستكبرون عن عباد تى سيدخلون جهنم داخرين
“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina”  (QS. Al-Mu’min :60)

Maksudnya: dari berdoa kepada-Ku. Nabi SAW bersabda:

من لم يسأ ل الله يغضب عليه
“siapa tidak bermohon kepada Allah, maka Allah akan marah kepadanya”.
     
Namun demikian Allah senang dengan permintaan hamba kepada-Nya, dan mencintai orang-orang yang terus menerus meminta-Nya, serta mendekatkan mereka kepada-Nya.

Para sahabat Nabi SAW telah menghayati hal ini, maka tak seorang pun dari mereka meremehkan sesuatu untuk memohon kepada Allah, dan mereka tidak mengadakan permitaan mereka kepada seorang pun dari makhluk-Nya. Karena kecintaan mereka dan  kedekatan mereka kepada Rabb-nya, dan karena kedekatan Allah kepada mereka, firman Allah :

واذا سأ لك عبادى عنى فاٍنى قريب
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat”. (QS. Al Baqarah: 186)

Do’a mempunyai kedudukan yang sangat agung disisi Allah, ia merupakan amalan yang paling mulia menurut Allah SWT, serta dapat menolak takdir. Do’a seorang muslim tentu saja dikabulkan, jika sebab-sebab terkabulkan nya do’a terpenuhi dan tidak ada hal-hal  yang disebutkan Rasulullah SAW dalam sabdanya:

مامن مسلم يدعون بدعوة ليس فيها اثم ولا قطيعة رحم الا اعطاه الله بها اٍحد ثلاث : اٍما ان تعجل له دعوته واٍما ان يدخرها له فى الاخرة، واٍما ان يصرف عنه من السوء مثلها، قالوا اٍذا نكثر ؟  قال: الله أكثر

“Tidaklah seorang muslim berdo’a  dengan do’a yang tidak mengandung dosa dan pemutusan tali silaturrahmi, kecuali Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga hal: akan segera dikabulakn do’anya, atau Allah akan menjadikannya tabungan (pahala) diakhirat kelak, atau dengan do’a itu Allah akan menjauhkannya dari kejelekan yang setara dengan do’anya” mereka berkata: “Kalau begitu kami akan memperbanyak (do’a)? Nabi menjawab: “(Apa yang dimiliki) Allah lebih banyak”. (HR.Ahmad dan At Tarmidzi)    

Sebab-sebab Terkabulnya Do’a: Ada yang bersifat zhahir, ada yang bersifat batin:

1.     Sebab-sebab Zhahir :
Di dahului dengan amalan-amalan shalih, seperti: wudhu, shalat, menghadap    kiblat, mengangkat kedua tangan, sedekah, memuji Allah, berdo’a dengan menggunakan asma dan sifat Allah yang sesuai dengan do’a yang dipanjatkan. Jika berdo’a memohon surga, hendaknya berdo’a dengan  memohon kebaikan dan rahmat-Nya. Jika berdo’a agar dilimpahkan rizki, maka hendaklah memperbanyak membaca Ya Fattahu Ya Rozak, dan lain sebagainya. 
Di antara sebab terkabulnya do’a, bershalawat kepada Nabi SAW pada permulaan, pertengahan dan akhir do’a. mengakui segala dosa yang telah diperbuat, bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya, dan memanfaatkan waktu-waktu khusus yang memiliki keutamaan terkabulnya do’a pada saat tersebut.
Waktu – waktu khusus ini banyak sekali, diantaranya: pada setiap hari dan malam, yaitu di sepertiga malam terakhir ketika Allah turun kelangit dunia., antara adzan iqomah, setelah wudhu, pada waktu sujud, sebelum salam dalam shalat, setelah selesai shalat fardhu, ketika khatam Al Qur’an, ketika mendengar ayam berkokok, ketika dalam perjalanan, do’a orang-orang yang terzalimi, do’a orang yang dalam kesulitan, do’a seorang ayah untuk anaknya, do’a seorang mu’min untuk saudaranya yang mu’min tanpa sepengetahuanya dan do’a ketika menghadapi musuh dimedan perang.
Pada setiap pekan: Hari jum’at, terutama pada saat-saat terakhir, disaat khatib duduk diantara dua khutbah.
Pada bulan tertentu: di bulan Ramadhan di saat berbuka dan sahur, malam Lailatul Qadar, dan di hari Arafah.
Pada tempat – tempat yang mulia:  di semua mesjid, di Ka’bah terutama di Multazam, di Maqam Ibrahim AS, di atas Shafa dan Marwah, di Arafah, Muzdalifah dan Mina di musim haji, ketika minum air zam-zam dan lain-lain.

    2.   Sebab-sebab Batin:
Dengan mendahulukan Taubat yang benar, mengembalikan hak-hak orang, memperbaiki makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal, hendaknya dari usaha yang halal, menjaga diri dari perkara syubhat dan syahwat, hadirnya hati ketika berdo’a, harapan yang kuat, berserah diri kepada Allah, merendahkan diri di haribaan-Nya, terus-enerus meminta, menyerahkan segala urusan kepada-Nya, dan tidak berpaling sedikitpun kepada selain Allah SWT.


Hal-hal Yang Menghalangi Terkabulnya Do’a:
      
Terkadang manusia berdo’a namun tidak di kabulkan, atau di tunda pengabulan do’anya. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:
v Mempersekutukan Allah dalam berdo’a.
v Terlalu merinci dalam berdo’a, seperti meminta perlindungan dari panasnya, sempitnya, dan gelapnya api (neraka) jahannam, padahal semua itu cukup dengan hanya memohon perlindungan dari api neraka saja cukup  dengan bacaan “ Allahumma ajjirnii minannaar…”
v Seorang muslim mendo’akan celaka terhadap dirinya atau orang lain secara zhalim.
v Do’a yang mengandung dosa dan bermaksud memutuskan silaturrahim.
v Menggantungkan doa dengan kehendak, seperti ucapan “ Ya Allah, ampuni dosa-dosaku jika engkau berkehendak”. Dan sebagainya.
v Tergesa-gesa minta dikabulkan do’a, dengan berkata: “Aku telah berdo’a tapi belum juga dikabulkan”.
v Istihsar (merasa bosan dan letih), yakni tidak mau berdo’a lagi karena merasa bosan dan letih.
v Berdoa dengan hati yang lalai. Seperti tangan menengadah, mulut berucap tapi pikiran dan hatinya tidak di hadirkan dalam do’anya.
v Tidak bertata-karma ketika berdoa kepada Allah. Nabi SAW mendengar seseorang berdo’a dalam shalatnya dengan tidak bershalawat dahulu kepada beliau, maka beliau berkata, “ Orang ini telah tergesa-gesa dalam berdo’a” Kemudian beliau memanggilnya lalu berkata kepadanya atau kepada yang lainnya:


اذا صلى احدكم فليبدأ بتحميد الله والثناء عليه ثم ليصل على النبى صلى الله عليه وسلم . ثم ليدع بعد
 بما شاء

“Jika salah seorang diantara kalian berdo’a, maka hendaknya ia memuai dengan bertahmid kepada Allah dan memuji-Nya, kemudian bershalawat kepada Nabi, setelah itu berdo’a sesuai apa yang di inginkan”. (HR. At Tirmidzi)


v Berdo’a meminta sesuatu yang urusanya sudah selesai. Seperti meminta hidup kekal di dunia.

v Berdo’a dengan kata-kata bersajak yang di buat-buat. Allah berfirman:

ادعوا ربكم تضرعا وخفية اٍنه لايحب المعتد ين
“Berdo’alah kepada Rabbmu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (QS.Al A’raf: 55)




Ibnu  Abbas berkata:

فانظر السجع من الدعاء فاجتنبه فاٍنى عهدت رسول الله واصحابه لايفعلون الا ذلك . يعنى لايفعلون الا
ذلك الاجتنا ب (البخارى)

“Perhatikan do’a yang bersajak, maka jahuilah. Sesungguhnya aku mengetahui Rasulullah SAW, dan para sahabatnya tidak melakukan hal itu, maksudnya: mereka dalam berdo’a tidak menggunakan kata-kata bersajak”. (HR. Al- Bukhori)

v Bersuara keras dalam berdo’a. Allah berfirman:

ولاتجهر بصلاتك ولا تخا فت بها وابتغ ببين ذلك سبيلا

“Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. (QS. Al Isra:110)

Aisyah radiyallahu anha  berkata : “Ayat ini di turunkan dalam (masalah) do’a”.


Hal-hal Yang Di Sunahkan Secara Tertib Dalam Berdo’a
1.     Bertahmid dan memujin Allah
2.     Bershalawat kepada Nabi SAW
3.     Bertaubat dan mengakui bahwa ia berdosa
4.     Bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya
5.     Memulai berda dan berusaha membaca do’a-do’a yang lengkap dan yang diajarkan oleh Rasulullah dan para ulama salaf
6.     Mengakhiri do’a dengan bershalawat kepada Nabi SAW dan bertahmid.










MERAIH KEKAYAAN YANG TIDAK PERNAH HABIS

Segala puji bagi Allah yang semestinya mendapatkan puji sebab rejeki_Nya yang dibentangkan. Dan yang menghilangkan kemelaratan sesudah putus harapan. Dzat yang menciptakan makhluk.Allah melapangkan rejeki dan mencurahkan bermacam-macam harta kepada keseluruh alam semesta. Allah mencoba mereka dalam harta yang dianugrahkan oleh Allah dengan perobahan beberapa keadaan (berobah dari satu ke keadaan yang berbeda). Allah menjadikan mereka berbolak-balik dalam harta antara dua keadaan: sulit dan mudah (susah dan senang), kaya dan miskin, loba dan putus harapan, banyak harta dan bangkrut/jatuh miskin, lemah dan kuat, rakus dan menerima dengan apa adanya ( qana’ah ), bakhil dan pemurah hati, senang hati dengan barang yang wujud dan menyesal dengan hilangnya barang itu, mengutamakan pada dirinya sendiri dan membelanjakan untuk orang lain, bersikap lapang dan takut miskin, terlalu pemurah ( membagi-bagikan harta secara berlebih-lebihan ) dan terlalu bakhil ( memperkecil biaya hidup dibawah batas sederhana ) ridho dengan yang sedikit dan meremehkan dengan yang banyak. Semua itu untuk mencoba mereka, siapakah diantara mereka yang paling bagus perbuatannya…?? Firman Allah:

يا ايهاالذين أمنوا لاتلهكم اموالكم ولا أولادكم عن ذكر الله ومن يفعل ذلك فأولئك هم الخا سرون
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu itu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. (QS. Al Munafiqun: 9)

انما اموالكم واولدكم فتنة والله عنده أجر عظيم
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu dan disisi Allahlah pahala yang besar”.  (QS. At Taghobun: 15)

Sesungguhnya fitnah dunia itu cabang dan seginya banyak, sudut dan sampingnya luas. Akan tetapi harta-harta itu lebih besar fitnahnya dan lebih umum ujiannya.lebih besar fitnahnya pada harta, karena tidak ada seorang pun yang merasa cukup dari harta.Kemudian, apabila harta itu didapatkan, maka tidak ada keselamatan dari harta itu ( mendapatkan harta dapat meninmbulkan kejahatan ). Kemudian tidak memiliki harta itu dapat menghasilkan dari padanya sifat kefakiran yang kadang-kadang menjerumuskan kepada kekafiran. Dan apabila harta itu didapatkan, maka dari padanya dapat menghasilkan kedurhakaan yang tidak ada akibat urusannya kecuali kerugian.
Dengan demikian, maka harta itu tidak sepi dari beberapa faidah dan beberapa bahaya. Faidah-faidahnya termasuk yang menyelamatkan dan bahaya-bahayanya termasuk yang membinasakan.


Faidah-faidah harta dan Bahayanya

Ketahuilah,sesunguhnya harta itu seperti ular. Pada bahaya-bahayanya itu adalah racunnya yang dapat membinasakan. Maka barang siapa yang mengeti faidah-aidahnya dan bahaya-bahayanya, niscaya ia mampu menjaga dirinya dari racunnya dan mengalir faidah dari pada kebajikannya.

Adanya faidah-faidahnya, maka terbagi kepada duniawiyah dan diniyyah ( faidah keduniaan dan faidah keagamaan ).

Adapun faidah keduniaan (duniawiyah), maka tidak memerlukan penjelasannya. Karena mengetahuinya itu sudah terkenal yang bersekutu diantara macam-macamnya mahkluk. Seandainya tidak karena demikian,  niscaya tidak saling membinasakan pada mencarinya.

Adapun faidah diniyyah (faidah keagamaan), maka pengumpulannya itu terbatas pada tiga macam yaitu :

1.     Ia menafkahkannya pada dirinya sendiri. Adakalanya untuk ibadah, adakalanya untuk menolong dalam ibadah. Adapun untuk ibadah, maka itu seperti dipergunakan untuk ibadah haji dan berjihad. Karena tidak akan bisa sampai kepada ibadah haji dan berjihad kecuali dengan harta.

2.     Harta yang diserahkan kepada manusia. Macam yang kedua ini terbagi menjadi empat bagian : sedekah, muru’ah, menjaga kehormatan dan upah pelayan.

3.     Harta yang tidak diserahkan kepada manusia tertentu. Akan tetapi dapat menghasilkan kemaslahatan umum, seperti membangun masjid, jembatan-jembatan, surau-surau, rumah sakit-rumah sakit membuat tempat penyimpanan air dijalan dan lain sebagainya, dari usaha-usaha wakaf yang dimaksudkan untuk kebajikkan.



Adapun bahaya-bahaya harta
    
Maka itu ada bahaya keagamaan dan ada bahaya keduniaan (Diniyyah dan Duniawiyah).

Adapun bahaya keagamaan itu ada tiga :
1.     Mendorong kepada kemaksiatan. Karena sesungguhnya nafsu syahwat berlebih    dan lemah. Kelemahan itu kadang-kadang merobah diantara orang dan kemaksiatan.
2.     Mendorong pada bersenang-senang dalam hal-hal yang mubah.
3.     Sesuatu yang tidak ada seorangpun terhindar dari padanya. Itu yang akan dilalaikan oleh mengurus hartanya dari mengingat kepada Allah SWT. Setiap apa yang melalaikan hamba dari mengingat (Dzikir) kepada Allah SWT, maka itu adalah rugi.


Karena itulah Nabi Isa AS Berkata: “ Dalam harta itu terdapat tiga bahaya”:
a.     Bilamana seseorang mengambil harta itu dari yang tidak halal.
b.     Kemudian ditanyakan, bilamana ia mengambilnya dari yang halal. Maka Nabi Isa menjawab : “ Akan diletakkan harta itu pada yang bukan haknya.
c.      Maka ditanyakan, jikalau diletakkan harta itu pada haknya? Maka nabi Isa menjawab : “ Ia ( pemilik harta ) akan dilalaikan oleh mengurusnya (dzikir) kepada Allah SWT.
  

Meraih Harta Yang Tidak Pernah Habis

Sungguh, telah menjadi watak manusia memiliki sifat rakus dan tamak dan sangat sedikitnya sifat qana’ah. Rasulullah SAW sangat melarang sifat rakus dan tamak dan berlebih-lebihan mencari harta, karena kekayaan yang sebenarnya terletak bukan pada banyaknya harta
Rasulullah SAW telah bersabda:

اوكان لابن أدم واديان من ذهب لاابتقى لهما ثالثا ولا يملأ جوف ابن أدم الا التراب ويتو ب الله على من تاب .

“Apabila anak adam sudah memiliki dua buah lembah dari emas, niscaya ia masih mencari lembah yang ketiga. Tidak memenuhi perut anak adam kecuali tanah. Allah ta’ala itu menerima taubat orang yang bertaubat”.
        Ikhtiar untuk meraih kenikmatan dunia secara cepat bukanlah suatu yang terlarang, jika ada cara yang cepat, mengapa tidak? Yang terpenting adalah caranya tidak mengabaikan kesejatian kita sebagai hamba Allah. . (baca: KAYA LEWAT JALAN TOL. Kaya hati, kaya rasa, kaya raya. KH. Yusuf Mansur).
       
Rasulullah sangat melarang sifat rakus dan tamak serta sifat berlebihan dalam mencari harta, karena kekayaan yang hakiki bukan terletak pada banyaknya harta benda, akan tetapi pada kekayaan jiwa. Dala sebuah riwayat di jelaskan, bahwasanya Nabi Musa AS. Bertanya kepada Tuhannya: “Manakah hamba-Mu yang paling kaya…?”
Firman Allah: “Hamba yang paling menerima dengan apa yang telah Aku anugerahkan kepadanya,”   Nabi Musa bertanya: “Manakah hamba-Mu yang paling adil?

Firman Allah: “Orang paling insyaf tentang dirinya sendiri.”
       
Maka tidak ada harta yang lebih berharga atau kekayaan yang tidak terbatas kecuali dengan sifat QONA’AH (merasa cukup atas anugrah/nikmat yang telah Allah karuniakan kepadanya). Rasulullah bersabda:

عليكم بالقناعة ، فاٍن القناعة مال لا ينفد
“Tetaplah dengan Qona’ah,sesungguhnya Qona’ah itu harta yang tidak akan pernah habis”.

باب الدعاٍ بين الركنين انيرزق الله الداعى الثاعة بما رزق ويبارك له فيه ويخلف على كل غائبة له بخير .

“Pintu Doa antara dua bagian :
a.     Semoga ALLAH memberikan rizki Qona’ah pada orang yang berdo’a dengan apa yang ALLAH telah berikan dan memberkahinya
b.     Menggantikan kebaikkan atas sesuatu yang hilang”.


طبى لمن هودي للاسلام وكا ن عيشه كفافا وقنع به
“Sungguh beruntung banget orang yang mendapatkan petunjuk masuk agama islam yang kehidupanya / ekonominya tercukupi dan menerima dengan kecukupannya”.
(HR.At Tirmidzi & An Nasa’i)

Di riwayatkan dari sahabat Ali bin Abi Tholib Karamallahu wajhah.

روى عن على بن ابى طالب كرم الله وجهه، انه قال : احب العباد الى الله تعالى الفقير القا نع
برزقه الراضى عن الله تهالى.

“Hamba Allah yang paling di cintai adalah Fakir yang menerima apa adanya meridhoi pemberian Allah”.


وقال صلى الله عليه وسلم، يقول الله تعالى يوم القيامة : اين صفوتى من خلقى ؟ فيقول الملائكة. ومن هم يا ربنا ؟ فيقول: فقراء المسلمين القانعون بعطائ الراضون بقدرى، أدخلواهم الجنة فيدخلونها ويأ كلون ويشربون والناس فى الحساب يتر ددون .

“Rosulullah bersabda ; pada hari kiamat Allah bertanya : Mana pilihan-pilihan ku dari makhluk-makhluk-Ku ? malaikat menjawab.” Siapa mereka mereka Ya Tuhan ku. “ Allah menjawab. “ Pakir miskin yang menerima apa pemberian-Ku, yang rela dengan takdir-Ku.” Masukkanlah mereka kedalam surga. Makan, minum dalam surga, sedangkan manusia lain dalam keadaan binggung  menanti dihisab”.

لاتكثر همك مايقدر يكن وما ترزق يأتيك

“.Janganlah kamu memperbanyak kegelisahan, karena apa yang ditakdirkan, niscaya terjadi dan apa yang direjekikan kepadamu, niscaya akan datang kepadamu”.
(HR.Muslim)

          Sesungguhnya, orang-orang yang berprinsip bahwa Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka istiqamah, maka turun malaikat-malaikat menaungi kehidupan mereka. Janganlah kamu takut dan janganlah kau berduka cita, dan bergembiralah dengan surga yang telah di janjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindung kamu didalam kehidupan dunia dan di akhirat, dan di dalamnya kamu memperoleh apa yang di inginkan dirimu, dan kamu memperoleh pula di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan dari yang maha pengampun lagi maha penyayang. (QS Fushshilat :31-32)

Allah-lah pelindung terbaik, tinggal kita sendiri yang membuat kita layak menjadi orang yang Dia lindungi.  Allah-lah pemberi terbaik, maka jadikanlah diri kita sebagai orang yang layak Dia beri. Allah-lah yang Maha mencukupkan, maka tempatkan diri kita sebagai orang yang layak di beri kecukupan.

Mudah-mudahan Allah mencukupkan rizki kita semua, dan menganugrahkan sifat QONA”AH (merasa cukup) dalam jiwa kita. Semga Allah memaafkan kita, mengampuni kita. Kiranya, ampunan Allah dan maaf-Nya yang akan menghantarkan kita terbebas dari semua kesusahan dan penderitaan dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Amin
















































PESAN MORAL IBADAH SHAUM


     Ibadah Shaum (puasa), seperti halnya ibadah-ibadah lain di dalam islam, merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bukan hanya shaum saja yang menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah_ini yang sering kita lupakan, _tetapi semua ibadah yang kita lakukan sebetulnya merupakan riyadhah untuk mendidik nilai moral tertentu, nilai akhlak tertentu.
     Setiap ibdah, baik ibadah shaum atau ibadah lain, didalamnya terkandung apa yang kita sebut sebagai Pesan Moral. Bahkan begitu mulianya pesan moral ini, sampai Rosulullah Saw. Menilai ‘Harga’ suatu ibadah itu dinilai dari sejauh mana kita menjalankan pesan moralnya. Apabila ibadah itu tidak meningkat akhlak kita, Rosulullah menganggap bahwa ibadah itu tidak bermakna. Dengan kata lain, kita tidak melaksanakan pesan moral ibadah itu.
     Dalam suatu hadist diriwayatkan bahwa pada bulan Ramadhan ada seorang wanita sedang mencaci-maki pembantunya. Dan Rosulullah Saw. Mendengarnya, kemudian belia menyuruh seorang untuk membawa makanan dan memanggil perempuan itu. Lalu Rosulullah Saw, bersabda: “ Makanlah makanan itu. “ Perempuan itu menjawab, “ Saya sedang berpuasa Ya Rosulullah. “ Rosul yang mulia bersabda lagi, “ Bagaimana mungkin kamu berpuasa padahal kamu mencaci-maki pembantumu. Sesungguhnya puasa adalah sebagai penghalang bagi kamu untuk berbuat hal-hal yang tercela. Betapa sedikitnya orang yang shaum dan betapa banyaknya orang yang kelaparan. 
“Rubba shooimin laisa lahu min shiyaamihi illalju’u”
“Banyak orang yang berpuasa, tapi tidak memperoleh dari puasanya kecuali hanya lapar saja.”
     Ketika Rosulullah mengatakan “ Betapa sedikitnya yang shaum dan betapa banyaknya yang kelaparan, ” Nabi menunjukkan kepada kita bahwa orang-orang yang hanya menahan lapar dan dahaga saja, tetapi tidak sanggup mewujudkan pesan moral ibadah itu, tidak lebih sekedar orang-orang yang lapar saja.
     Dalam hadist lain, Rosulullah Saw.Bersabda, “ Banyak sekali orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga. “ Seseorang bisa saja melakukan ibadah puasa. Dia sanggup mematuhi seluruh ketentuan fiqih, tetapi dia tidak sanggup mewujudkan pesan moral puasa itu. Bahkan kalau orang itu puasanya cacat, atau puasanya batal, atau melakukan hal-hal yang terlarang, secara fiqih, maka tebusannya menjalankan pesan moral itu. Misalnya, pada bulan Ramadhan, sepasang suami istri bercampur pada siang hari, maka kifaratnya memberi makan enam puluh orang miski, karena salah satu pesan moral puasa ialah memperhatinkan orang-orang yang lapar disekitar kita.
     Oleh sebab itu, kita temukan orang-orang yang tidak sanggup berpuasa, didalam Al-Qur’an, diharuskan untuk mengeluarkan fidyah buat orang-orang miskin. Jadi kalau-pun tidak sanggup menjalankan ritus puasa, tidak sanggup melakukan upacara pelaksanaan pesan moral puasa itu  yaitu menyantuni fakir dan miskin.
     Sekali lagi, semua ajaran Islam itu mengandung pesan moral. Dan pesan moral itulah yang saya pikir dipandang sangat penting didalam islam. Mengapa Islam menekankan prinsip moral itu?? Prinsip akhlak itu?? Karena kedatangan Rosulullah Saw yang mulia. Bukan hanya untuk mengajarkan zikir dan do’a saja. Bahkan Nabi secara tegas mengatakan bahwa misinya ialah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Oleh karena itu, seluruh ajaran islam diarahkan untuk menyempurnakan akhlak, termasuk ibadah shaum, bangun tengah malam dan shalat. Semuanya diarahkan untuk menyempurnakan akhlak manusia.
     Bahkan kalau ada orang yang menjalankan berbagi  “Ibadah Mahdhah” ,tetapi kurang memperhatikan ahklaknya, islam tidak menghitung ibadah itu. Ketika kepada Rosulullah dikatakan, “ Ya Rosulullah ada orang berpuasa disiang hari dan bangun dimalam hari untuk melakukan Qiyaumul lail, tetapi dia menyakiti tetangganya dengan lidahnya . “ Maka Rosulullah Saw,  menjawab,  “Dia dineraka. “
     Nabi pernah bertanya kepada sahabat-sabatnya, “ Tahukah kalian siapa yang bangkrut itu? “
     Lalu para sahabat berkata, bagi kami yang bangkrut itu ialah orang yang kehilangan hartanya dan seluruh miliknya, ”Tidak”,  kata Rosulullah. “ Yang bangkrut ialah orang dating pada hari kiamat dengan membawa pahala dari shaumnya, pahala zakatnya dan hajinya, tetapi pahala-pahala ditimbang datanglah orang mengadu “Ya ALLAH dulu orang itu pernah menuduhku berbuat sesuatu padahal aku tidak pernah melakukannya”. Kemudian Allah menyuruh orang yang diaduhkan itu untuk membayar orang tersebut dengan sebagian pahala dan menyerahkannya kepada orang yang mengadu tersebut.
     “Kemudian datang orang yang lain dan mengadu, “Ya Allah hakku pernah diambil dengan sewenag-wenang”. Lalu Allah menyuruh lagi membayar dengan amal shalehnya kepada orang yang mengadu itu. “Setelah itu datang lagi orang yang mengadu, sampai seluruh pahala shalat, hajinya dan shaumnya itu habis dipakai untuk membayar orang yang pernah haknya dirampas, yang pernah disakiti hatinya, yang pernah dituduh tanpa alasan yang jelas. Semuanya dia bayarkan sampai tidak tersisa lagi pahala amal shalehnya. Tetapi orang yang mengadu masih dating juga. Maka Allah memutuskan agar kejahatan orang yang mengadu dipindahkan kepada orang itu”.
     Kata Rosulullah selanjutnya, “Itulah orang yang bangkrut dihari kiamat”, yaitu orang yang rajin menjalankan ritus-ritus, upacara-upacara ibadah ( shalat, Shaum, zakat dan lain sebagainya ) tetapi ia tidak memiliki ahklak yang baik. Dia merampas hak orang lain dan menyakiti hati mereka.

     Lalu, sebenarnya apa yang menjadi pesan moral ibadah shaum yang utama ialah kita dilarang makan memakan  yang haram, supaya kita menjaga diri jangan sembarang memakan makan. Bahkan makanan halal pun kita tidak boleh kita makan sebelum datang waktunya yang tepat. Jadi, jangan sembarang makan. Jangan makan asal saja. Kita mesti memperhatikan apa yang kita makan itu. Sayyidina Ali RA. Pernah berkata, “Jangan jadikan perut Anda sebagai kuburan hewan”. Maksudnya, mungkin, adalah bahwa kita tidak boleh terlalu banyak makanan daging;  Apalagi cara memperolehnya dengan jalan yang tidak halal.
     Pesan moral Ramadhan adalah jangan jadikan perut anda sebagai kuburan orang lain. Jangan jadikan perut anda sebagai kuburan rakyat kecil. Jangan pindahkan tanah dan ladang milik mereka keperut anda. Itukah pesan moral shaum yang menurut saya releven dengan kondisi saat ini,  Ketika kita dikejar-kejar oleh konsumtivisme ( senag-senag, berfoyah-foyah dan berbelanja barang yang tidak bermanfaat) dan dikejar-kejar untuk meningkatkan status sosial tidak jarang berani memakan hak orang lain. Kita tidak jarang berani memakan hak orang lain. Kita sering jadi omnivore ( binatang pemakan daging ) tidak memperhatinkan halal dan haram.
     Tetapi, tidaklah cukup hanya sampai disini pesan moral shaum itu. Shaum juga mengajarkan bahwa walaupun harta itu milik kita, tetapi kita tidak boleh memakannya sebelum datang waktunya yang tepat. Saya, ingin mengutip lagi ucapan Sayyidina Ali RA, “Tidak pernah aku melihat ada orang memperoleh harta yang berlimpah kecuali disampingnya ada hak orang lain yang disia-siakan.” Kita tidak usah menjadi marxis, untuk menyadari bahwa keuntungan yang berlimpah ruah yang dimiliki oleh orang-orang yang tinggal dinegara-negara miskin umumnya terjadi karena, misalnya, upah buruh yang murah sehingga sipemilik perusahaan memperoleh keuntungan yang besar. Beberapa waktu yang lalu, kita membaca bahwa para pengusaha tekstil memperoleh keuntungan yang besar karena mereka membayar buruh dengan upah yang rendah.
     Seandainya kita memperoleh gaji yang cukup tinggi, didalam islam kita tidak boleh memakan semua upah yang kia terima walaupun itu hasil jerih payah kita sendiri. Kita yang memperoleh penghasilan yang berlebihan, mempunyai kewajiban untuk menyantuni orang-orang yang miskin. Dan itu merupakan pesan moral ibadah puasa. Puasa tidak akan bermakna apa-apa sebelum kita memberikan perhatian yang tulus kepada orang-orang yang menderita disekitar kita. Di Masjid Nurul Amin, masjid didepan Asrama Pondok Salafi, diperaktekkan sebuah do’a dari Rosulullah SAW, yang lazim diamalkan setiap selesai shalat fardhu dibulan puasa. Menurut saya, do’a itu mengandung pesan moral ibadah puasa. Doa itu berbunyi begini.

Ya Allah masukkanlah rasa bahagia kepada penghuni kubur
Ya Allah kayakanlah semua orang-orang yang miskin
Ya Allah kenyangkanlah orang-orang yang lapar
Ya Allah berikanlah pakaian orang-orang yang terlanjang
Ya Allah bayarkanlah utang orang-orang yang berhutang
Ya Allah bebaskanlah kesulitan orang yang mendapat kesulitan

     Dan seterusnya. Do’a itu panjang, walaupun doa itu merupakan permohonan kita kepada Allah supaya yang lapar dikenyangkan, yang telanjang diberikan pakaian, yang sakit disembuhkan, yang mendapat kesulitan dihilangkan dari kesulitannya, pada saat yang sama doa itu mengajarkan tanggung jawab kita kepada orang-orang yang menderita disekitar kita.
       Semoga kita semua menjadi manusia-manusia yang pandai memetik hikmah dibulan yang penuh kemuliayaan dan keberkahan. Amin

0 komentar:

Posting Komentar