Minggu, 17 Mei 2015

Tazkiyatun Nufus Halaqoh 33 Bab 4: 4 Racun Hati #12

🔗Fudhulul Mukholathoh bagian 3
👤Oleh Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.


بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛
Ikhwani fiddin wa akhawati fillah rohimani wa rohimakumullah jami’an, pada halaqoh yang ketigapuluh empat kita melanjutkan kembali pada racun hati yang keempat, yaitu fudhulul mukholathoh (berlebihan dalam bergaul) yaitu berlebihan dalam bergaul dengan golongan yang keempat.
Apa itu golongan yang keempat? Yaitu orang yang bergaul dengannya adalah kehancuran totalitas. Kedudukannya ibarat menelan racun, maka apabila sesuai dan sepakat duduk dengan orang seperti ini, maka berarti dia membutuhkan penawarnya, dia harus makan penawarnya. Kalau tidak maka semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memperbaiki keadaannya. Dan alangkah banyaknya golongan ini pada manusia. Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak memperbanyak jumlah mereka.
Mereka ini adalah ahlul bid’ah dan ahlul kesesatan, bergaul dengannya adalah seperti menelan racun tidak ada kehidupan bagi hati, tidak ada manfaat sama sekali bahkan akan mematikan hati. Hati tidak lagi bisa mengenal sunnah, karena sudah terus menerus bergaul dengan ahli bid’ah. Kebid’ahan itu akan mendarah daging dan akan menjadi kayakinan dan pijakan didalam berpikir, pijakan dalam berucap dan pijakan dalam berbuat dan ini yang berbahaya. Dan semua ucapan dan amal ibadahnya jauh dari yang dituntunkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. Mereka ini adalah orang-orang yang menghalang-halangi dari sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. Orang-orang yang mengajak manusia menyelisihi sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, mereka inilah orang-orang yang menjadikan sunnah dianggap bid’ah dan yang bid’ah dianggap sunnah. Maka golongan ini tidak seyogyanya, tidak sepatutnya untuk orang yang berakal untuk duduk dan bergaul dengan mereka, karena apabila dia tetap melakukannya, tetap bergaul dengan golongan seperti ini, maka bisa jadi kematian bagi hatinya atau terkena penyakit bagi hatinya. Kita mohon kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla bagi kita dan bagi mereka keselamatan dan juga rahmat.
Ikhwani fiddin wa akhawati fillah rohimani wa rohimakumullah,
Disini Syeikh telah menerangkan betapa bahayanya duduk dan bergaul dengan ahlul bid’ah, dan kalau kita menilik ucapan para ulama, di dalam kitab-kitab sunnah maka banyak kita dapati larangan untuk duduk-duduk dengan ahlul bid’ah, ahli dholalah karena hal ini akan mengotori hati, merusak hati dan bahkan mematikannya.
Diantaranya adalah ucapan Imam Abu Qilabah, beliau mengatakan, “Janganlah kalian duduk-duduk dengan ahlal ahwa (para pengikut hawa) ini adalah istilah lain dari ahlul bid’ah, ahlul ahwa dan janganlah kalian berdebat dengan mereka.” Karena didalam hadits yang shahih Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan,
“Kita diperintahkan untuk waspada terhadap mereka,”
artinya waspada adalah bukan berarti justru kita menggampangkan, mudah berdialog dan berdebat dengan mereka tidak sepatutnya, kecuali dalam rangka membela agama Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Maka kita duduk dalam rangka berdebat untuk mementahkan ke bid’ahan mereka dan kekeliruan mereka. Kata Abu Qilabah melanjutkan, “Karena aku merasa tidak aman seandainya mereka akan menenggelamkan kalian pada kesesatan-kesesatan mereka. Atau membuat talbis, membuat sesuatu yang tadinya kalian ketahui menjadi sesuatu yang samar,” ucapan ini diriwayatkan oleh Imam Darimi dan Al Lalika’i.
Berkata pula Mufadhol Muhalhil, kata Mufadhol Muhalhil, “Kalau sekiranya pelaku bid’ah tatkala engkau duduk dengannya, dan dia sedang berucap denganmu dengan bid’ahnya, engkau bisa waspada dengan ucapannya, engkau bisa lari dari ucapannya. Akan tetapi tatkala dia mengajakmu bicara dengan hadits-hadits yang sunnah di dalam majelisnya itu, dia masukkan kebid’ahan ditengah ucapannya itu. Sehingga bahkan bisa jadi masuk ke relung hatimu maka kapan akan keluar bid’ah ini dari hatimu.” Ucapan ini diriwayatkan oleh Ibnu Fadhoh dalam kitabnya ibadah. Masya Allah.
Betapa hati ini begitu lemah. Maka dikatakan qolbu karena mudah berbolak balik. Kalau kita meremehkan, bermudah-mudahan dalam bergaul dan duduk dengan ahli bid’ah maka hati akan mudah menyerap, menerima ucapan apapun, dan itu keluar dari ahlul bid’ah, naudzubillah. Dan dianggapnya benar padahal itu adalah jelas kebatilan.
Demikian pula nasihat dari sahabat yang mulia, Abdulllah bin Mas'ud radhiallahuta’anhu, “Waspadalah kalian perkara bid’ah yang dibuat manusia (dari apa-apa yang diadakan), karena sesungguhnya agama yang telah menghujam pada hati itu tidak bisa keluar dengan sekali perbuatan maksiat akan tetapi syaithan terkadang mengada-adakan perkara baru atau bid’ah sehingga perbuatan bidah itu akan mengeluarkan iman secara total dari hatinya sehingga khawatir hampir-hampir manusia meninggalkan apa yang telah Allah wajibkan atas mereka dari kewajiban shalat, kewajiban siyam (puasa), yang halal dan yang haram, sehingga mereka justru mempermasalahkan Allah, memperdebatkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Barang siapa yang mendapati zaman seperti ini maka hendaknya dia lari maka hendaknya dia lari, maka hendaknya dia lari.” Wahai Abu Abdirahman lari kemana? “Tidak kemana-mana, tapi dia lari dengan hati dan agamanya. Janganlah sekali-kali duduk dengan seorangpun dari ahli bid’ah.” Ucapan ini diriwayatkan oleh Imam Lalika’i.
Bahkan ini adalah petaka, ciri akhir zaman, tatkala orang sudah berani menganggap remeh untuk duduk dan bermajelis bahkan menuntut ilmu dengan ahli bid’ah sebagaimana suatu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ummayah Al-lakhomi radhiallahuta’ala 'anhu. Bahwasanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya diantara tanda-tanda hari kiamat itu ada tiga: Salah satunya adalah ilmu akan dicari atau dituntut dari orang-orang rendahan dan ditanyakan kepada Abdullah bin Mubarok, siapakah yang dimaksud dengan orang-orang rendahan itu? Mereka itu ahlul bid’ah. Hadits tadi diriwayatkan AthTabhrani, Imam Al Lika’i dan dishahihkan oleh Imam Nasiruddin Al-Albani rahimahullahuta’ala. Sedangkan pertanyaan kepada Abdullah bin Mubarok tentang Ash Shogir diriwayatkan oleh Al Imam Lalika’i.
Demikian ikhwani fiddin 'azzanillah wa rohimani wa rohimakumullah, janganlah anda menelan racun, kalaulah ada makanan atau minuman yang telah anda ketahui bahwa itu terdapat racun di dalamnya, apakah anda akan berani menelan dan meminum minuman itu? Sudah barang tentu akan memincingkan mata bahkan mungkin akan menghancurkan makanan dan minuman itu. 
Begitulah seharusnya seorang mu’min tatkala dia tahu bahwa lawan bicaranya adalah jelas-jelas orang-orang penyeru kepada kebid’ahan maka janganlah sekali-kali dia duduk bermajelis apalagi bergaul menjadi teman karib, menjadi sahabat. Naudzubillah tsumma naudzubillah. Dikhawatirkan akan menuju kematian bagi hatinya maka waspadalah wahai saudaraku dalam bermajelis dengan mereka. Demikian.
والله تعالى أعلى وأعلم بالصواب
هذا ما أقول لكم
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين، و الحمد الله ربّ العالمين
ثم السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ  

✏Disalin oleh Tim Transkrip
🔁 Dapat diunduh di: http://goo.gl/I4ocdW
✅ Dimuraja'ah oleh Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.
📚Berdasarkan kitab Tazkiyatun Nufus (penulis Syaikh Dr. Ahmad Farid)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tazkiyatun Nufus Halaqoh 33 Bab 4: 4 Racun Hati #11




🔗Fudhulul Mukholathoh bagian 2
👤Oleh Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.


بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛
Ikhwani fiddin wa akhawati fillah rohimani wa rohimakumullah jami’an, pada halaqoh yang ketigapuluh tiga ini melanjut kembali tentang racun hati yang keempat yaitu fudhulul mukholathoh golongan yang kedua dan ketiga insyaAllah pada pertemuan kali ini.
Yaitu golongan yang kedua, golongan orang yang kita bergaul dengannya seperti mengkonsumsi obat, yaitu dibutuhkan manakala sakit saja, sehingga tatkala anda sehat, anda tidak butuh mengkonsumsi obat. Dan orang seperti ini kita butuh kepadanya, bergaul dengannya, didalam kemaslahatan penghidupan, pekerjaan, dan anda butuhkan kepadanya juga dari berbagai macam muamalah, karena keharusan kita bermuamalah dengannya, berbisnis ataupun meminta penjelasan tentang suatu perkara atau semisalnya.
Ambil contoh kalau kita ingin berbisnis dengannya kita butuh dengannya, maka kita berbicara, kita bergaul dengannya sesuai haajah (kebutuhan) saja. Kita tidak mungkin ada keterikatan dengannya terus menerus karena gambaran dengan orang seperti ini, seperti kita mengkonsumsi obat, tidak mungkin kita minum obat setiap hari, terus seumur hidup kita, tidak mungkin, karena inilah kita harus bergaul denganya hanya sekali, dua kali pada kebutuhan kita saja. Atau tatkala kita misalkan ada alat elektronik yang kita miliki rusak, seperti misalkan kita punya laptop. Laptop kita rusak, kita tidak bisa memperbaiki sendiri, karena kita tidak punya ilmunya, maka kemudian kita memperbaikinya kepada ahlinya, yaitu tukang reparasi ini. Maka kita butuh kepadanya hanya sekedar karena kita ada butuh denganya.
Selanjutnya  waktu kita tidak terus menerus bergaul dengannya. Karena bergaul dengannya akan melahirkan golongan yang ketiga nanti. Maka apabila anda telah menunaikan kebutuhan anda, telah menyelesaikan kebutuhan anda dengannya, bergaul dengan orang ini jenis ini, maka berarti kalau anda lanjutkan, akan menjadi golongan yang ketiga, jenis yang ketiga, siapakah mereka?  
Golongan ketiga: yaitu golongan yang kita bergaul dengan mereka seperti penyakit, tentu ini sesuai dengan perbedaan tingkatan, jenisnya, tergantung tingkat kuat atau lemah penyakit itu. Bahkan di antara mereka ada yang kalau kita bergaul dengannya seperti kita terkena penyakit yang kronis, yang berbahaya dan juga penyakit yang menahun yang sulit disembuhkan.
Orang jenis ini adalah berarti tidak ada manfaat bagi anda baik urusan agama maupun dunia. Atau disamping itu bahkan harus atau pasti anda akan merugi agama ataupun dunianya atau salah satu diantara keduanya. Ini adalah jenis yang ketiga. Jadi berbagai macam tidak bisa dipukul rata. Jadi golongan yang ketiga ini adalah lanjutan dari golongan yang kedua. Kita memang membutuhkan dengan ahli bisnis, tapi kalau kemudian sampai terus menerus dengan mereka, selalu terikat dengannya, selalu terjebak dengan permainannya maka ini akan berbahaya. Bahkan golongan ini apabila telah anda terkuasai pergaulannya dengannya, bahkan telah terikat hubungannya, maka didalamnya akan ada penyakit yang mematikan dan yang menakutkan.
Siapakah mereka? Yaitu golongan orang  yang tidak bisa berucap dengan baik, tutur kata tidak baik sehingga tidak memberikan faedah kepadamu, juga tidak bisa diam, tidak pula mengambil faedah darimu, dan golongan yang orang yang tidak mengenal dirinya sendiri, dimana dia harus menempatkan dirinya, bahkan kalau dia berbicara maka ucapannya seperti pukulan yang memukul ke hati orang-orang yang mendengarnya, bukan hanya disitu. Bukan hanya itu bahkan dia merasa bangga dengan ucapannya, dia berbicara setiap kali anda berbicara, bahkan dia mengira bahwa dirinya adalah aroma misk yang membuat aroma wangi majelis. Subhanallah.
Kalau dia diam, seolah-olah lebih berat dari sebongkah batu besar. Seperti sebongkah batu besar yang tidak kuat diangkat dan tidak kuat pula diseret dari tanah. Ini golongan yang ketiga, yang berbagai macam tadi.
Disebutkan contohnya oleh syeikh diantaranya adalah orang yang sama sekali tidak memberikan faedah. Apabila berbicara justru menyakitkan, apabila bicara juga selalu menggangu pembicaraan anda, tidak melihat tempat, kondisi dimana dia berbicara, tidak bisa meletakkan dirinya dia harus berbicara.
Maka golongan seperti ini, jumlah secara umum, Maka secara umum bergaul dengan golongan yang menyelisihi ini, terkadang juga penjagaan bagi ruh secara konsekuensinya yang diharuskan, dan memang termasuk terkadang ini termasuk kesusahan dunia yang harus dirasakan seorang hamba tatkala harus diuji dengan  jenis golongan ini.
Kalau tidak bisa tidak, dia harus bergaul dengan golongan seperti ini karena adanya hajat kebutuhan dunia dengannya karena adanya hajat denganya, maka pergaulilah dengan cara yang makruf, berikanlah kepadanya secara dhohirnya saja dan tahanlah perkara batinnya. Sampai Allah Subhanahu wata'ala memberikan jalan keluar dari perkaranya baginya dan juga kemudahan baginya.
Berapa banyak golongan yang ketiga ini yaitu orang-orang yang justru kita sepelekan, kita anggap lumrah, kita ngobrol, kita duduk dengannya bahkan alangkah payahnya dan alangkah parahnya, tatkala kita justru terlalu percaya dengan orang-orang seperti ini, padahal kita tidak boleh bergaul denganya terus menerus, karena dia tidak tahu dirinya bagaimana dia akan menjaga rahasia anda, bagaimana dia akan bisa menjaga lisannya, kalau anda menuturkan rahasia tentang anda kepadanya, tidak mungkin terjaga olehnya.
Maka jangan pernah berlama-lama bergaul dengan orang jenis ini karena ini adalah kerugian bagi dunia anda, kalau tidak adalah agama anda, kalau tidak adalah dunia dan agama anda, dan itu adalah petaka di atas petaka.
هذا ما أقول لكم
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين، و الحمد الله ربّ العالمين
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ  
✏Disalin oleh Tim Transkrip
🔁 Dapat diunduh di: http://goo.gl/I4ocdW
✅ Dimuraja'ah oleh Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.
📚Berdasarkan kitab Tazkiyatun Nufus (penulis Syaikh Dr. Ahmad Farid)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tazkiyatun Nufus Halaqoh 32 Bab 4: 4 Racun Hati #10




🔗Fudhulul Mukholathoh bagian 1
👤Oleh Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.


بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بالله شَهِيدًا. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله لا نبي ولا رسول بعده، أَمَّا بَعْدُ
Ikhwah fiddin wa akhwat fillah rohimani wa rohimakumullah jami’an. Pada halaqoh yang ketigapuluh dua ini, masuk pada racun hati yang keempat yaitu fudhulul mukholathoh (berlebihan didalam pergaulan).
Dijelaskan oleh syeikh Dr. Ahmad Farid hafidzohullahu ta’ala, banyak bergaul adalah penyakit yang mematikan dan kronis yang melahirkan segala keburukan, berapa banyak pergaulan dan persahabatan yang merampas kenikmatan dan berapa banyak pergaulan yang menanam permusuhan dan berapa banyak pergaulan yang menanamkan benih-benih rasa dendam dan sakit hati pada hati. Gunung pun yang kokoh runtuh meskipun pada hati tidak menyebabkan runtuh. Berlebihan di dalam pergaulan adalah kerugian dunia dan akhirat, dan hanya sepatutnya bagi seorang hamba untuk mengambil bagian dari pergaulan ini sesuai kadar kebutuhan.
Dan dia harus membagi manusia menjadi empat golongan, maka kapanpun mencampur adukkan salah satu bagian dengan bagian lainnya, salah satu golongan dengan golongan lainnya tanpa membedakannya, maka keburukan telah masuk kepadanya.
Golongan yang pertama (bagian yang pertama): orang yang bergaul dengannya bagaikan makan makanan yang bergizi, tidak cukup sehari dan semalam saja. Apabila dia telah mengambil kebutuhannya maka dia meninggalkan bergaul dengan orang ini. Namun kemudian apabila ia membutuhkannya kembali maka dia akan bergaul dengannya kembali, demikian seterusnya. Jadi bergaul dengannya seperti makanan bergizi, tidak pernah cukup, tidak pernah berhenti, setiap hari pasti orang membutuhkan makan makanan yang bergizi.- setiap hari -.
Siapakah mereka? Mereka adalah ulama yeng mengenal Allāh, mengenal perintahNya, yang mengetahui tipu daya musuh-musuh Allāh, yang mengetahui penyakit hati dan obatnya, dan mereka menasehati kepada Allāh, maksudnya mengajak manusia untuk mengenal Allāh, mengagungkan, dan hanya beribadah kepadaNya, dan juga menasihati untuk kitab Allāh, maksudnya untuk mengetahui apa itu kitab Allāh yang Allāh turunkan, membenarkannya dan mengamalkan isi kandungannya, dan juga mereka para penasihat kepada Rasulullāh Shalallāhu 'alaihi wa salam maksudnya adalah mengajak ummat untuk mengimani kerasulan Nabi Shalallāhu alaihi wa salam membenarkannya, mengamalkannya dan mendakwahkannya ajaran beliau Shalallāhu alaihi wa salam dan nasihat, dan mereka adalah ulama yang memberikan nasihat untuk makhluk  dengan mendakwahi mereka, mengajak mereka, bersikap ramah, bersikap rahmat kepada mereka dan untuk mengajaknya agar beribadah kepada Allāh Subhanahu wata'ala. Maka permisalan pergaulan dengan mereka ini adalah keuntungan di atas segala keuntungan.
Ikhwah fiddin wa akhwat fillah rohimani wa rohimakumullāh, Maka perbanyaklah bergaulan dengan golongan pertama ini, dengan mendatangi majelis ilmu mereka, duduk bersama mereka, belajar, menimba ilmu bersama mereka, bermusyarawah, menanyakan apa yg tidak diketahuinya. Karena sesungguhnya kebutuhan hati akan ilmu, pemahaman akan dien ini dari mereka sangat dibutuhkan karena mereka ahlinya.
"Dan bertanyalah kepada ahli dzikir jikalau kalian tidak mengetahuinya". Merekalah yang tahu bagaimana mengobati hati, bagaimana menyembuhkan hati, karena mereka adalah At-Tiba ul Qulub (para dokter-dokter hati).
Wallahuta’ala a'lam bishshowāb.
هذا ما أقول لكم
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين، و الحمد الله ربّ العالمين
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ  
✏Disalin oleh Tim Transkrip
🔁 Dapat diunduh di: http://goo.gl/I4ocdW
✅ Dimuraja'ah oleh Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.
📚Berdasarkan kitab Tazkiyatun Nufus (penulis Syaikh Dr. Ahmad Farid)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Soal Evaluasi 5 Kajian Tazkiyatun Nufus Halaqoh 21-25



🍃
Ketentuan Menjawab Soal:
📝Jawablah pertanyaan dengan sungguh-sungguh
❗Harap tidak membuka buku/ mendengarkan kembali materi rekaman
📝Jawaban dikirim ke WA admin grup maksimal jam 20.00 Wita/ 19.00 WIB.
❗Dilarang Mengirim Jawaban ke group
✋Jika ada yang kurang jelas tanyakan ke admin di grup diskusi.
🌴Semoga Allah Ta'ala memudahkan kita semua dalam mempelajari Ilmu Dinul Islam ini. Aamiin
بارك الله فيكم
معكم النجاح
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
1. Dibentangkan fitnah kepada hati ini seperti Tikar, sehelai demi sehelai. Maka hati manapun yang menyerap fitnah , maka akan tertitik pada hatinya……
a. Secerca cahaya
b. Titik hitam/ noda hitam 
c. Titik putih.
d. Bersih cemerlang
2. Akibat yang ditimbulkan dari fitnah syubhat adalah, kecuali….
a. Rusaknya keyakinan.
b. Rusaknya ilmu.
c. Rusaknya pemahaman.
d. Rusaknya maksud atau niat.
3. Kita mengenal istilah qolbu Aswd, apakah maksudnya…….
a. Hati yang hitam kelam seperti gayung yang terbalik.
b. Hati yang mudah menyerap fitnah.
c. Hati yang tidak mengenal ma’ruf dan tidak meningkari sesuatu yang mungkar.
d. a,b, dan c benar.  
4. Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam membagi hati tatkala dihadapkan dengan fitnah menjadi beberapa jenis hati…
a. Dua 
b. Tiga
c. Empat
d. Lima
5. Berikut adalah dampak maksiat bagi hati….
a. Obat pahit bagi hati
b. Cahaya bagi hati dan memberi ketenangan
c. Racun bagi hati 
d. Menyejukkan hati
6. “Aku melihat dosa-dosa itu mematikan hati dan membiasakan nya akan mewariskan kehinaan. Meninggalkan perbuatan dosa itu kehidupan bagi hati. Dan itu lebih baik bagimu untuk menyelisihi dosa”,ini adalah pernyataan dari…..
a. Mu’adz bin Jabal
b. Ibnu Umar
c. Ibnu Mubarok 
d. Imam Ahmad
7. Dosa yang  bertambah secara terus menerus bisa menyebabkan hati mati, karena…….
a. dosa itu biasa
b. Kemaksiatan yang melahirkan taubat
c. Kemaksiatan yang melahirkan kemaksiatan yang lain
d. Dosa menjadikn kaya.
8.  Barangsiapa menginginkan selamat hatinya, maka dia harus, Kecuali….
a. Memurnikan hati dari racun-racun hati.
b. Menjaga hati dari maksiat.
c. Tidak mengkonsumsi racun hati.
d. Tidak segera menghilangkan pengaruh dosa dengan istighfar dan taubat. 
9. Berikut adalah 4 racun hati, kecuali…
a. Banyak bicara yang tidak perlu.
b. Banyak memandang yang tidak halal.
c. Banyak berdzikir  
d. Banyak makan.
10. Allah Ta’ala telah berbuat ihsan dengan penciptaan manusia dan menyempurnakannya, lalu Allah Ta’ala memberikan, ……
a. Ilham cahaya iman kepada manusia
b. Mengajarkan penjelasan kepada manusia
c. Memberikan pertolongan dengan diberikannya lisan.
d. a,b, dan c semuanya benar.  
11. Lisan adalah senjata bermata dua, bisa baik dan bisa buruk, lisan yang baik jika….
a. Murtad karena ucapannya
b. Membiarkan lisannya tanpa kendali.
c. a dan b salah  
d. a dan b benar
12. “Dan bukankah yang menyeret manusia atas wajah-wajah mereka atau atas hidung-hidung mereka kecuali adalah hasil dari lisan mereka.” ini adalah pernyataan dari…..
a. Rasulullah
b. Ibnu Umar
c. Ibnu Mubarok
d. Mu'adz bin Jabal
13. “Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan di dekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir, Raqib dan Atid”, terjemahan ini adalah firman Allah Ta’ala dalam Al Qur’an ….
a. QS Qaaf ayat 16 
b. QS Qaaf ayat 17
c. QS Qaaf ayat 18 
d. QS Qaaf ayat 19 
14. Dari Sufyan bin Abdullah: “Ya Rasulullah, Apa yang engkau takuti dariku Ya Rasul?” Rasulullah berkata:”Ini  (…………………..), beliau sambil memegangnya” (HR Tirmidzi)
a. Tangan
B. Lisan 
c. Telinga
d. Kaki
15. “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau………………..” (HR Bukhori dan Muslim)
a. Tertawa
b. Berdebat
c. Berdiri
d. Diam 
16. “Demi Allah yang tidak ada yang berhak diibadahi selain Dia, tidak ada sesuatu apapun yang berhak dipenjara lebih lama selain lisanku” ini adalah pernyataan dari sahabat…..
a. Mu’adz bin Jabal
b. Umar bin Khattab
c. Ali bin Abi Tholib
d. Abdullah bin Mas’ud
17. Ucapan Imam Hasan Al Basri, “Adalah mereka para salaf, mengucapkan Sesungguhnya lisannya seorang mu’min itu ada dibelakang hatinya” , maksudnya…
a. Apabila hendak mengatakan sesuatu maka berfikir dahulu dengan hatinya.
b. Apabila berucap  dengan lisan baru berfikir.
c. Apabila berucap yang indah tanpa hati.
d. Apabila hendak berbicara, hati tidak diikut sertakan.
18. Keutamaan diam adalah karena banyak petaka-petaka lisan, seperti, kecuali…
a. Kedustaan
b. Berucap seperlunya 
c. Ghibah
d. Perdebatan
19. Diam mempunyai keutamaan, diantaranya…
Senantiasa tenang dan a. focus dalam berfikir.
b. Berkonsentrasi dalam berdzikir dan beribadah.
c. a dan b benar 
d. a dan b salah.
20. Orang yang bangkrut itu orang yang datang menghadap kepada Allah ta’ala dengan……
a. kerugian dalam berdagang
b. miskin tak punya harta benda
c. yatim piatu
d. banyak kedzaliman dan banyak yang menuntutnya