

بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا
بَعْدُ؛
Ikhwani fiddin wa akhawati fillah
rohimani wa rohimakumullah jami’an, pada halaqoh yang ketigapuluh empat kita
melanjutkan kembali pada racun hati yang keempat, yaitu fudhulul mukholathoh
(berlebihan dalam bergaul) yaitu berlebihan dalam bergaul dengan golongan yang
keempat.
Apa itu golongan yang keempat? Yaitu
orang yang bergaul dengannya adalah kehancuran totalitas. Kedudukannya ibarat
menelan racun, maka apabila sesuai dan sepakat duduk dengan orang seperti ini,
maka berarti dia membutuhkan penawarnya, dia harus makan penawarnya. Kalau
tidak maka semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memperbaiki keadaannya. Dan
alangkah banyaknya golongan ini pada manusia. Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla
tidak memperbanyak jumlah mereka.
Mereka ini adalah ahlul bid’ah dan
ahlul kesesatan, bergaul dengannya adalah seperti menelan racun tidak ada
kehidupan bagi hati, tidak ada manfaat sama sekali bahkan akan mematikan hati.
Hati tidak lagi bisa mengenal sunnah, karena sudah terus menerus bergaul dengan
ahli bid’ah. Kebid’ahan itu akan mendarah daging dan akan menjadi kayakinan dan
pijakan didalam berpikir, pijakan dalam berucap dan pijakan dalam berbuat dan
ini yang berbahaya. Dan semua ucapan dan amal ibadahnya jauh dari yang
dituntunkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. Mereka ini adalah
orang-orang yang menghalang-halangi dari sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi
wa sallam. Orang-orang yang mengajak manusia menyelisihi sunnah Rasūlullāh
shallallāhu 'alayhi wa sallam, mereka inilah orang-orang yang menjadikan sunnah
dianggap bid’ah dan yang bid’ah dianggap sunnah. Maka golongan ini tidak
seyogyanya, tidak sepatutnya untuk orang yang berakal untuk duduk dan bergaul
dengan mereka, karena apabila dia tetap melakukannya, tetap bergaul dengan
golongan seperti ini, maka bisa jadi kematian bagi hatinya atau terkena
penyakit bagi hatinya. Kita mohon kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla bagi kita
dan bagi mereka keselamatan dan juga rahmat.
Ikhwani fiddin wa akhawati fillah
rohimani wa rohimakumullah,
Disini Syeikh telah menerangkan betapa bahayanya duduk dan bergaul dengan ahlul bid’ah, dan kalau kita menilik ucapan para ulama, di dalam kitab-kitab sunnah maka banyak kita dapati larangan untuk duduk-duduk dengan ahlul bid’ah, ahli dholalah karena hal ini akan mengotori hati, merusak hati dan bahkan mematikannya.
Disini Syeikh telah menerangkan betapa bahayanya duduk dan bergaul dengan ahlul bid’ah, dan kalau kita menilik ucapan para ulama, di dalam kitab-kitab sunnah maka banyak kita dapati larangan untuk duduk-duduk dengan ahlul bid’ah, ahli dholalah karena hal ini akan mengotori hati, merusak hati dan bahkan mematikannya.
Diantaranya adalah ucapan Imam Abu
Qilabah, beliau mengatakan, “Janganlah kalian duduk-duduk dengan ahlal ahwa
(para pengikut hawa) ini adalah istilah lain dari ahlul bid’ah, ahlul ahwa dan
janganlah kalian berdebat dengan mereka.” Karena didalam hadits yang shahih
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan,
“Kita diperintahkan untuk waspada
terhadap mereka,”
artinya waspada adalah bukan berarti justru kita menggampangkan, mudah berdialog dan berdebat dengan mereka tidak sepatutnya, kecuali dalam rangka membela agama Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Maka kita duduk dalam rangka berdebat untuk mementahkan ke bid’ahan mereka dan kekeliruan mereka. Kata Abu Qilabah melanjutkan, “Karena aku merasa tidak aman seandainya mereka akan menenggelamkan kalian pada kesesatan-kesesatan mereka. Atau membuat talbis, membuat sesuatu yang tadinya kalian ketahui menjadi sesuatu yang samar,” ucapan ini diriwayatkan oleh Imam Darimi dan Al Lalika’i.
artinya waspada adalah bukan berarti justru kita menggampangkan, mudah berdialog dan berdebat dengan mereka tidak sepatutnya, kecuali dalam rangka membela agama Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Maka kita duduk dalam rangka berdebat untuk mementahkan ke bid’ahan mereka dan kekeliruan mereka. Kata Abu Qilabah melanjutkan, “Karena aku merasa tidak aman seandainya mereka akan menenggelamkan kalian pada kesesatan-kesesatan mereka. Atau membuat talbis, membuat sesuatu yang tadinya kalian ketahui menjadi sesuatu yang samar,” ucapan ini diriwayatkan oleh Imam Darimi dan Al Lalika’i.
Berkata pula Mufadhol Muhalhil, kata
Mufadhol Muhalhil, “Kalau sekiranya pelaku bid’ah tatkala engkau duduk
dengannya, dan dia sedang berucap denganmu dengan bid’ahnya, engkau bisa
waspada dengan ucapannya, engkau bisa lari dari ucapannya. Akan tetapi tatkala
dia mengajakmu bicara dengan hadits-hadits yang sunnah di dalam majelisnya itu,
dia masukkan kebid’ahan ditengah ucapannya itu. Sehingga bahkan bisa jadi masuk
ke relung hatimu maka kapan akan keluar bid’ah ini dari hatimu.” Ucapan ini
diriwayatkan oleh Ibnu Fadhoh dalam kitabnya ibadah. Masya Allah.
Betapa hati ini begitu lemah. Maka
dikatakan qolbu karena mudah berbolak balik. Kalau kita meremehkan,
bermudah-mudahan dalam bergaul dan duduk dengan ahli bid’ah maka hati akan
mudah menyerap, menerima ucapan apapun, dan itu keluar dari ahlul bid’ah,
naudzubillah. Dan dianggapnya benar padahal itu adalah jelas kebatilan.
Demikian pula nasihat dari sahabat
yang mulia, Abdulllah bin Mas'ud radhiallahuta’anhu, “Waspadalah kalian perkara
bid’ah yang dibuat manusia (dari apa-apa yang diadakan), karena sesungguhnya
agama yang telah menghujam pada hati itu tidak bisa keluar dengan sekali
perbuatan maksiat akan tetapi syaithan terkadang mengada-adakan perkara baru
atau bid’ah sehingga perbuatan bidah itu akan mengeluarkan iman secara total
dari hatinya sehingga khawatir hampir-hampir manusia meninggalkan apa yang
telah Allah wajibkan atas mereka dari kewajiban shalat, kewajiban siyam
(puasa), yang halal dan yang haram, sehingga mereka justru mempermasalahkan
Allah, memperdebatkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Barang siapa yang mendapati zaman
seperti ini maka hendaknya dia lari maka hendaknya dia lari, maka hendaknya dia
lari.” Wahai Abu Abdirahman lari kemana? “Tidak kemana-mana, tapi dia lari
dengan hati dan agamanya. Janganlah sekali-kali duduk dengan seorangpun dari
ahli bid’ah.” Ucapan ini diriwayatkan oleh Imam Lalika’i.
Bahkan ini adalah petaka, ciri akhir
zaman, tatkala orang sudah berani menganggap remeh untuk duduk dan bermajelis
bahkan menuntut ilmu dengan ahli bid’ah sebagaimana suatu hadits yang diriwayatkan
oleh Abu Ummayah Al-lakhomi radhiallahuta’ala 'anhu. Bahwasanya Nabi
shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya diantara tanda-tanda hari
kiamat itu ada tiga: Salah satunya adalah ilmu akan dicari atau dituntut dari
orang-orang rendahan dan ditanyakan kepada Abdullah bin Mubarok, siapakah yang
dimaksud dengan orang-orang rendahan itu? Mereka itu ahlul bid’ah. Hadits tadi
diriwayatkan AthTabhrani, Imam Al Lika’i dan dishahihkan oleh Imam Nasiruddin
Al-Albani rahimahullahuta’ala. Sedangkan pertanyaan kepada Abdullah bin Mubarok
tentang Ash Shogir diriwayatkan oleh Al Imam Lalika’i.
Demikian ikhwani fiddin 'azzanillah
wa rohimani wa rohimakumullah, janganlah anda menelan racun, kalaulah ada
makanan atau minuman yang telah anda ketahui bahwa itu terdapat racun di
dalamnya, apakah anda akan berani menelan dan meminum minuman itu? Sudah barang
tentu akan memincingkan mata bahkan mungkin akan menghancurkan makanan dan
minuman itu.
Begitulah seharusnya seorang mu’min
tatkala dia tahu bahwa lawan bicaranya adalah jelas-jelas orang-orang penyeru
kepada kebid’ahan maka janganlah sekali-kali dia duduk bermajelis apalagi
bergaul menjadi teman karib, menjadi sahabat. Naudzubillah tsumma naudzubillah.
Dikhawatirkan akan menuju kematian bagi hatinya maka waspadalah wahai saudaraku
dalam bermajelis dengan mereka. Demikian.
والله تعالى أعلى وأعلم بالصواب
هذا ما أقول لكم
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين، و الحمد الله ربّ العالمين
ثم السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
هذا ما أقول لكم
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين، و الحمد الله ربّ العالمين
ثم السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

🔁 Dapat diunduh di: http://goo.gl/I4ocdW
✅ Dimuraja'ah oleh Ustadz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~